Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Joglo, Solo
Mitigasi Angin Kencang di Solo, Pakar Kebencanaan Rekomendasikan Hal Ini
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Mitigasi Angin Kencang di Solo, Pakar Kebencanaan Rekomendasikan Hal Ini](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2024/11/20241125121439-dampak-angin-kencang-solo-1.jpg?quality=60)
Esposin, SOLO– Dalam kurun waktu dua pekan terakhir, angin kencang atau puting beliung sudah dua kali melanda Kota Solo yang mengakibatkan puluhan rumah rusak. Kejadian pertama di wilayah Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, Sabtu (16/11/2024) dan kejadian kedua di Kelurahan Joglo, Banjarsari, Solo, pada Minggu (24/11/2024).
Pakar Studi Bencana Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Chatarina Muryani, mengatakan intensitas kejadian angin kencang di Solo disebabkan fase perubahan musim atau pancaroba yang salah satu tandanya adalah terjadi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang.
Selain faktor tersebut, topografi Solo yang berbentuk seperti mangkuk memudahkan terbentuknya pusaran angin atau puting beliung terutama saat cuaca ekstrem.
“Angin kencang [puting beliung] itu kan termasuk bencana unpredicted [tidak bisa diprediksi]. Tapi bisa dimitigasi dengan kesiapsiagaan dari Pemkot dan masyarakat salah satunya bisa melalui edukasi dan melakukan serangkaian persiapan,” kata dia saat ditemui Espos di UNS Tower, Solo, Senin (25/11/2024).
Menurutnya, langkah antisipasi soal dampak angin kencang seharusnya dilakukan jauh-jauh hari sebelum musim pancaroba. Pertama adalah melakukan pemotongan ranting atau pohon yang secara usia sudah tua yang punya potensi ambruk apabila terkena angin kencang.
“Pohon-pohon besar itu sering lho menimpa mobil ketika terkena angin. Maka perlu pemangkasan dan bisa perlu ada pembaharuan pohon. Maka BPBD dan DLH ini perlu bekerja sama untuk memastikan pohon-pohon di pinggir jalan itu tidak dalam keadaan rapuh sekaligus menyiapkan regenerasi pohon-pohon berikutnya,” terang dia.
Dia juga menyarankan kepada masyarakat untuk rutin melakukan pruning atau pemangkasan apabila di area rumah terdapat pohon besar. Hal itu berguna untuk meminimalkan risiko rumah tertimpa pohon saat angin kencang.
Kemudian, lanjut dia, tidak ada salahnya masyarakat untuk melakukan pengecekan ulang bangunan rumah terutama di bagian atap untuk memastikan rangka rumah dalam kondisi kuat. Dan bila memungkinkan mengganti atap yang tadinya seng menjadi genteng.
“Musim penghujan ini struktur bangunan tidak ada salahnya dicek lagi. Syukur-syukur kalau bisa atapnya itu jangan seng tapi genteng karena tidak mudah terbawa angin. Pun kalau memakai seng untuk penguatnya akan lebih kuat jika memakai baut dibandingkan paku,” sarannya.
Selanjutnya, Chatarina meminta Pemkot Solo kembali menghidupkan program Kelurahan Tangguh Bencana, Kampung Siaga Bencana, dan program kebencanaan lain. Sebab, dengan program tersebut berjalan kembali bisa memberikan edukasi sekaligus kesiapsiagaan bencana di masing-masing wilayah.
Dia menilai sejauh ini program-program tersebut masih belum efektif. “Tapi kadang pemerintah itu hanya membuat tok kemudian dibiarkan begitu saja, lantas bagaimana kontinuitasnya? Sekarang coba yang sudah ada diaktifkan lagi dan bisa terus berlanjut,” imbuh dia.
Terakhir dia meminta kepada lurah, camat dan stakeholder lainnya untuk siaga selama cuaca ekstrem atau musim pancaroba. Mereka juga diminta untuk menyiapkan rencana apa saja yang perlu dilakukan bila terjadi bencana di wilayahnya salah satunya penyediaan tempat pengungsian, dan fasilitas pendukung lainnya.
“Namanya bencana itu tidak diundang pun datang maka kuncinya adalah kesiapsiagaan mulai dari pemkot hingga masyarakat. Dan bencana itu kan ada polanya juga misalnya kerap terjadi di wilayah mana dan jenis bencananya apa.” kata dia.
Sebagai informasi, kejadian angin kencang di wilayah Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, mengakibatkan 25 rumah mengalami kerusakan. Sedangkan kejadian di Kelurahan Joglo, Banjarsari, Solo membuat 67 rumah terdampak yang mana 14 diantara rusak parah.
Sebelumnya hujan lebat dan angin kencang yang melanda Kota Solo pada Sabtu (16/11/2024) mengakibatkan pohon tumbang di sembilan titik. Dan ada satu pohon yang menimpa sebuah mobil Jl. Ronggowarsito, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Sentimen: neutral (0%)