Sentimen
Undefined (0%)
29 Nov 2024 : 06.30
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Depok, Solo

Pasca-Pilkada, Pedagang di Solo Berharap Pemimpin Baru Lebih Perhatikan Pasar

29 Nov 2024 : 06.30 Views 11

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Pasca-Pilkada, Pedagang di Solo Berharap Pemimpin Baru Lebih Perhatikan Pasar

Esposin, SOLO -- Pemungutan suara Pilkada Solo 2024 sudah berlangsung pada Rabu (27/11/2024) dan meski belum ada keputusan resmi dari KPU terkait perolehan suara masing-masing pasangan calon, masyarakat sudah mengetahui siapa yang berpotensi besar menang berdasarkan hasil real count.

Bersamaan dengan itu, muncul harapan-harapan baru dari berbagai kalangan masyarakat di Solo terhadap pemerintahan baru. Salah satunya kalangan pedagang di pasar-pasar tradisional. Seperti diungkapkan Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Triwindu Solo, Yuliana Kusumaningtyas.

Saat ditemui Espos di Pasar Triwindu, Kamis (28/11/2024), perempuan yang akrab disapa Nana ini menyampaikan beberapa harapan pedagang di Pasar Triwindu. Salah satunya terkait dengan kondisi pasar tradisional mengingat Pasar Triwindu merupakan salah satu pasar yang berbeda serta unik.

Ia berharap pemerintahan baru hasil Pilkada Solo 2024 nantinya bisa memberikan perhatian secara khusus kepada pengelolaan pasar tersebut. “Salah satu kelebihan Pasar Triwindu ini adalah kekunoannya, baik barang yang dijual di sini atau pun kondisi tempatnya yang khas gelap, dan terkesan berantakan, sehingga kondisi yang seperti itu harus tetap dipertahankan dan harapannya jika nanti ada revitalisasi pasar tidak perlu mengubahnya menjadi lebih megah atau modern,” jelasnya.

Kondisi pasar itu, menurut Nana, berpengaruh terhadap kunjungan masyarakat atau pun wisatawan ke Pasar Triwindu. Nana menjelaskan tahun ini jumlah kunjungan di Pasar Triwindu meningkat signifikan.

Ia tidak menjelaskan jumlah angka pastinya, namun dari pengamatan bisa dipersentasekan peningkatannya sekitar 300 persen dengan jumlah transaksi juga meningkat sekitar 50 persen.

“Kami sadar dan belajar dari beberapa pasar tradisional yang direvitalisasi menjadi lebih modern akan tetapi tidak menjadikannya ramai pengunjung daripada sebelumnya. Karena itu kami pun berharap jika nantinya pasar ini akan ada revitalisasi tetap mempertahankan bentuk dan seperti ini,” kata dia.

Bantuan Sarana Prasarana

Daripada mengubah seluruh bentuk pasar, yang lebih penting, Nana berharap ada bantuan sarana dan prasarana pendukung, seperti saluran air, pintu dan jendela kios, dan sebagainya. Selama ini, lanjut Nana, pedagang Pasar Triwindu memperbaiki kerusakan sarana itu dengan swadaya kas pedagang.

Selain itu, pemerintah perlu mempromosikan pasar tradisional dengan cara mengadakan berbagai kegiatan di pasar atau melibatkan pasar dalam berbagai kegiatan. Ia juga berharap agar pemerintah yang baru nanti meninjau ulang Perda Solo Nomor 2 Tahun 2024 tentang Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Rakyat.

Hal itu khususnya terkait kepemilikan sertifikat hak pakai (SHP) satu pedagang untuk satu kios dan SHP akan dicabut jika kios dialihfungsikan sebagai gudang.

“Di sini barang yang kami jual itu tak jarang berukuran besar dan gampang pecah. Karena itu butuh tempat yang luas. Di Perda No 2 itu membuat kami agak kesulitan. Masa iya gudang kami harus di lokasi yang jauh dari kios,” jelasnya.

Karena itu, ia berharap agar kebijakan tersebut ditinjau ulang biar pedagang dan pembeli sama-sama merasa nyaman. "Toh percuma dibuat satu SHP untuk satu orang pada akhirnya juga banyak yang kosong kiosnya," katanya.

Karena itu pula, Nana berharap ke depannya setiap kebijakan yang berkaitan dengan pasar tradisional akan dibuat dengan cara melibatkan para paguyuban pedagang pasar.

“Bagaimana pun kondisi pasar yang tahu seperti apa itu para pedagangnya, sehingga jika kami dilibatkan dalam pembuatan kebijakan sangat memungkinkan kebijakan itu nantinya bakal tepat sasaran,” jelasnya.

Tinjau Ulang Perda

Hal serupa disampaikan Ketua Ikatan Keluarga Pedagang Pasar Burung Solo (IKAPBS) Pasar Depok sekaligus Ketua Bolo Pasar Solo, Suwarjo, saat dihubungi Espos pada Kamis (28/11/2024) siang. Suwarjo juga berharap pemerintahan yang baru hasil Pilkada Solo 2024 meninjau ulang Perda No 2/2024.

“Di Pasar Depok sendiri saat ini banyak kios kosong karena aturan baru itu yang kurang memperhatikan apa yang dijual oleh pedagang di pasar-pasar tradisional di Solo,” jelasnya.

Pasar Depok, lanjut Suwarjo, saat ini mengalami penurunan kunjungan sekitar 30 persen dibandingkan tahun lalu. Saat ditanya sebabnya, kata dia, karena dampak aturan tersebut yang membuat banyak pedagang menutup kios-kios mereka sebelumnya.

“Di lantai atas pun menjadi kurang efektif. Jarang pengunjung bersedia naik ke sana, sementara jika itu dijadikan sebagai gudang barang-barang tidak dibolehkan. Makanya banyak [kios] yang kosong,” jelasnya.

Ia juga berharap, Pemkot Solo ke depannya bisa menertibkan pedagang kaki lima yang tidak terdaftar menjadi bagian dari pedagang pasar tradisional. “Bukan kami anti dengan mereka. Tidak sama sekali. Namun, dengan hadirnya mereka dan tidak ada aturan yang jelas bagi penertibannya itu sangat berpengaruh ke kami, contohnya pedagang yang berada di lantai atas kehilangan pembeli,” kata dia.

"Kami berharap adanya aturan yang membuat semua pihak sama-sama nyaman dan dalam pembuatannya tentu melibatkan kami yang hidup setiap hari di pasar-pasar tradisional," jelasnya.

Sentimen: neutral (0%)