Sentimen
Undefined (0%)
28 Nov 2024 : 20.58
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Kasus: Insiden penembakan, penembakan

Aksi Kamisan: Teatrikal di Depan Mapolda Jateng, Tuntut Keadilan untuk Siswa SMK

28 Nov 2024 : 20.58 Views 10

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Aksi Kamisan: Teatrikal di Depan Mapolda Jateng, Tuntut Keadilan untuk Siswa SMK

Esposin, SEMARANG - Ratusan orang yang tergabung dalam Aksi Kamisan berkumpul dengan satu tujuan yang mendalam, yakni menuntut keadilan untuk seorang siswa SMKN 4 Semarang, GRO, yang kehilangan nyawanya setelah ditembak aparat kepolisian. Insiden tragis yang terjadi pada Minggu (24/11/2024) dini hari ini memicu gelombang protes dari berbagai kalangan masyarakat, terutama yang merasa bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan atas nama penegakan hukum harus segera diselidiki.

Pada Kamis (28/11/2024) sore, mereka berkumpul di depan gerbang Mapolda Jawa Tengah (Jateng) dengan penuh semangat dan perasaan yang mendalam. Tidak hanya sekadar orasi, mereka menghadirkan sebuah pertunjukan teatrikal yang menggugah untuk menggambarkan bagaimana penembakan yang menghilangkan nyawa seorang pelajar ini terjadi.

Pantauan Espos, ratusan massa yang hadir mengenakan pakaian hitam dan membawa payung yang juga berwarna serupa, simbol solidaritas dan kesedihan, tiba di sekitar Jalan Pahlawan pukul 17.00 WIB. Sesuai dengan tradisi Aksi Kamisan, mereka memulai aksi dengan membentangkan poster-poster sindiran yang mengecam pihak kepolisian, beberapa di antaranya bertuliskan: “Pembunuh Rakyat,” Wartawan Bukan Humas Polri,” “#ACAB,” dan “End Police Brutality.”

Di tengah kerumunan, suara orasi terus bergema, membangkitkan kemarahan dan rasa keprihatinan. “Minggu lalu, telah direnggut nyawa seorang pelajar oleh oknum institusi polisi, atas nama keamanan. Entah apa yang ada di dalam benak mereka, sehingga berani menarik pelatuk, menembak manusia yang bahkan belum sempat diadili,” seru salah seorang peserta aksi dengan suara penuh emosi.

Namun, puncak dari aksi tersebut adalah sebuah pertunjukan teatrikal yang tak terduga. Di tengah orasi yang berlangsung, tiba-tiba seorang peserta yang mengenakan kaus singlet didekati oleh seseorang yang mengenakan rompi anti-peluru. Tanpa peringatan, dua tembakan terdengar keras, dan darah mulai mengalir, menciptakan gambaran seakan-akan insiden penembakan yang menewaskan GRO di Candi Penataran Raya, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, terulang kembali. 

Lebih dari sekadar aksi protes, Aksi Kamisan ini juga diwarnai dengan solidaritas yang meluas. Di antara peserta yang hadir, ada seorang siswa SMA, Satrio, yang datang bersama teman-temannya. Mereka tidak mendapat izin dari guru atau orang tua, namun dorongan untuk menegakkan keadilan jauh lebih kuat. "Kami ke sini bersama teman-teman utuk solidaritas, untuk mendukung tegaknya keadilan," kata Satrio dengan penuh tekad.

Tak hanya itu, aksi ini juga diakhiri dengan doa bersama, mengenang dan mendoakan almarhum GRO, sambil menuntut agar pihak berwenang segera memberikan keadilan yang layak. Dalam doa itu, harapan akan kebenaran dan keadilan yang sejati terus bergema di setiap doa yang dipanjatkan.

Hingga pukul 18.45 WIB, Aksi Kamisan berlangsung dengan aman dan tertib. Ratusan massa, setelah menuntut keadilan, secara bergiliran meninggalkan lokasi. Namun, pesan yang mereka sampaikan tidak akan pernah terlupakan. Mereka mengingatkan kita bahwa setiap nyawa, bahkan nyawa seorang pelajar yang baru saja beranjak dewasa, layak dihargai dan mendapat keadilan yang setimpal.

Sentimen: neutral (0%)