Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta
Tokoh Terkait
![Budi Santoso](/images/default-avatar.png)
Budi Santoso
![Esther Sri Astuti](/images/default-avatar.png)
Esther Sri Astuti
Mendag: Harga MinyaKita akan Turun dalam 2-3 Hari
![Mendag: Harga MinyaKita akan Turun dalam 2-3 Hari](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2023/02/minyakita-mendag.jpg?quality=60)
Esposin, JAKARTA--Pemerintah memproyeksikan harga minyak goreng rakyat atau MinyaKita yang mengalami kenaikan hingga melebihi ketentuan harga eceran tertinggi (HET) di banyak wilayah akan turun dalam dua hari ke depan.
"Ya 2-3 hari sudah turun," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso seusai Rapat Koordinasi Nasional Natal dan Tahun Baru di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Menurutnya, saat ini tren harga MinyaKita sudah mulai menurun. Walaupun begitu, Kemendag, Satgas Pangan, dan juga beberapa kementerian/lembaga terkait akan terus berkoordinasi untuk memastikan agar MinyaKita tidak naik lagi di beberapa daerah.
Sebagai informasi, saat ini harga rata-rata MinyaKita secara nasional Rp17.100 per liter. Akan tetapi, di beberapa daerah seperti Jawa, Sumatra, harga MinyaKita masih sesuai dengan HET yakni Rp15.700.
Budi menjelaskan kenaikan harga MinyaKita disebabkan distribusi dari distributor ke pengecer tidak lancar. Namun demikian, Mendag memastikan pasokan minyak goreng terbilang tidak ada masalah dan kebutuhan domestic market obligation telah terpenuhi.
"Dari pasokan tidak ada masalah, jadi ada masalah-masalah kecil saja mungkin di lapangan karena permintaan meningkat, sehingga perlu persiapan dari para distributor dan pengecer," kata Budi seperti dilansir Antaranews.
Sebelumnya, Budi memastikan harga minyak goreng rakyat atau MinyaKita yang saat ini mengalami kenaikan di atas harga eceran tertinggi (HET), bisa normal kembali pada pekan ini.
"Kita pastikan bahwa mulai minggu ini mudah-mudahan sudah tidak ada lagi daerah-daerah tertentu yang harganya naik," kata Budi seusai memantau harga dan pasokan sembako di Pasar Prawirotaman, Kota Yogyakarta, DIY, Senin (25/11/2024).
Mendag mengakui secara nasional harga MinyaKita memang mengalami kenaikan, akan tetapi dia menyebut kenaikannya tidak terlalu signifikan. Selain itu, Budi menegaskan bahwa kenaikan harga MinyaKita tersebut tidak terjadi di semua daerah.
Pada bagian lain, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menilai kenaikan harga MinyaKita dapat memicu kenaikan biaya produksi, menaikkan harga barang dan berpotensi meningkatkan inflasi jika tak segera diatasi.
"[Kenaikan harga MinyaKita] pasti akan berdampak pada kenaikan harga barang dan berpotensi meningkatkan inflasi," kata Esther yang dikutip Antaranews, baru-baru ini.
Dia menjelaskan kenaikan harga MinyaKita berpotensi meningkatkan biaya produksi barang, sehingga perlu dilakukan pengendalian harga apalagi khususnya menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, di mana kebutuhan pangan akan meningkat.
Dikatakan Esther, lonjakan biaya produksi ini berpotensi menaikkan harga jual produk di tingkat konsumen sehingga memberatkan daya beli masyarakat.
"Dampak kenaikan harga MinyaKita akan menaikkan biaya produksi dan meningkatkan harga jual produk," ujarnya.
Esther menilai fenomena ini sebagai bentuk cost-push inflation, di mana kenaikan biaya produksi menyebabkan harga barang naik dan mendorong inflasi.
Dampak lebih lanjut bisa dirasakan oleh konsumen karena kenaikan harga barang menjadi tak terhindarkan, terutama untuk produk yang bergantung pada minyak goreng. "Ini namanya cost push inflation," jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Esther menyarankan tiga langkah utama, yakni menjaga agar biaya bahan bakar stabil, memastikan distribusi minyak lancar, dan menjamin pasokan minyak goreng mencukupi.
Sentimen: neutral (0%)