Sentimen
Undefined (0%)
22 Nov 2024 : 13.17

Jalan Rusak di Sragen Masih 130-An Km, Butuh Anggaran Rp350 Miliar

22 Nov 2024 : 13.17 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Jalan Rusak di Sragen Masih 130-An Km, Butuh Anggaran Rp350 Miliar

Esposin, SRAGEN—Di akhir pemerintahan Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati masih menyisakan jalan rusak sepanjang 130-an km atau 13% dari total panjang jalan di Kabupaten Sragen 1.028 km. Bupati baru hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sragen 2024 nanti harus menuntaskan jalan rusak tersebut yang membutuhkan anggaran Rp350 miliar. 

Data jalan rusak itu diungkapkan Yuni, sapaan Bupati Sragen, saat ditemui wartawan di sela-sela peresmian jalan program pintas pinggiran di Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Jumat (22/11/2024). Ada empat ruas jalan dan satu jembatan di wilayah Kecamatan Kedawung, Ngrampal, dan Karangmalang, Kabupaten Sragen, yang diresmikan Bupati Sragen secara berurutan dalam satu hari. Proyek jembatan dan jalan itu merupakan proyek Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen 2024 yang sudah selesai dibangun.

Jalan yang diresmikan Yuni merupakan jalan yang dibiayai dari APBD 2024. Masih ada infrastruktur yang sudah selesai dibangun tetapi belum diresmikan. Yuni harus mengatur jadwal untuk meresmikan proyek infrastruktur di 2024. “Desember nanti ada peresmian jalan dan jembatan lagi,” jelasnya.

Yuni mengaku selama dua periode menjabat Bupati atau delapan tahun terakhir sudah habis Rp1 triliun untuk membangun infrastruktur jalan di Sragen. Senilai Rp270 miliar di antaranya, sebut dia, merupakan dana utang kepada pihak ketiga di periode pertama. Di akhir jabatannya, Yuni masih menyisakan 13% jalan rusak karena kondisi jalan mantap di Sragen sekarang mencapai 87%.

“Kebetulan 13% jalan rusak itu saya alami sendiri. Saat ke Desa Pare Mondokan. Jalan dari Pare ke Sono lalu ke Purwodadi itu ternyata baru 1,5 km yang bagus, sisanya geronjalan. Apa ini yang masuk 13% itu? Terus lanjut ke Desa Gading, Tanon, saat peresmian Pustu yang dibiayai DAK [dana alokasi khusus]. Pak lurah pidato, dia sempat jatuh lewat jalan rusak. Saya cek ternyata jalan kabupaten, apa ini yang masuk 13%?” kisah Yuni.

Dalam sehari, Yuni menyadari masih banyak jalan rusak. Setelah tanya ke DPU, Yuni menyampaikan jalan rusak itu masih 130-an km. Kebutuhan anggarannya, sebut dia, Rp350 miliar. Padahal DAK yang diterima Sragen rata-rata per tahun, kata Yuni, hanya Rp20 miliar, bantuan provinsi paling Rp15 miliar, dan di 2024 ini Sragen dapat Inpres Jalan Daerah (IJD) hanya Rp15 miliar.

"Jadi Rp350 miliar itu tidak akan selesai dalam lima tahun kecuali punya jaringan ke pusat. Alhamdulillah ada Pak Sriyanto Saputro dari Partai Gerindra yang duduk di Komisi V DPR RI, yakni bidang infrastruktur. Kami optimistis ke depan sisa jalan rusak itu bisa selesai dibangun. Semua itu tergantung bupati yang baru nanti. Bupati bisa berpikir out of the box atau tidak untuk menyelesaikan jalan rusak itu,” jelas Yuni.

Dia menyatakan seorang bupati yang menjabat tanpa ada jaringan ke pusat akan susah untuk mewujudkan pembangunan di Sragen. Dari usulan empat paket untuk program IJD 2024 saja, ujar dia, hanya satu paket yang disetujui dan nilainya Rp15 miliar. Usulan yang awalnya cor beton, jelas Yuni, berubah menjadi aspal karena anggaranya Rp15 miliar.

“Selama saya menjabat saja sudah menghabiskan Rp1 triliun dalam waktu delapan tahun,” kata dia.

Dalam delapan tahun habis Rp1 triliun untuk membangun infrastruktur jalan maka dalam setahun rata-rata ada Rp125 miliar digelontorkan untuk membangun jalan. Yuni sempat mendapat sentilan terkait dengan Jalan Brumbung-Sambirejo di Kecamatan Plupuh, Sragen, yang rusak parah dari Wakil Ketua Umum Partai Golkar Wihaji yang kebentulan warga Desa Ngrombo, Plupuh, Sragen.

Yuni tersenyum mendengar ada sentilan itu karena jalan rusak itu berada di depan rumah Tri Handoko yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Sragen dari Partai Golkar. Dia menyampaikan kerusakan jalan itu tidak sampai 20 tahun lah. Di bagian sisi utara, ujar dia, sudah dibangun, tinggal di bagian selatan. “Ya, pokoknya nanti diselesaikan. Itu kritikan yang membangun. Terima kasih Pak Wihaji,” ujarnya.

Kepala DPU Sragen, Albert Pramono Soesanto, mengungkapkan konstruksi Jembatan Sono-Bangunrejo di Kedawung, Sragen, itu komposit yang dikerjakan CV Dwi Cahya dengan nilai pagu Rp1.785.000.000 tetapi hasil kontrak Rp1.760.369.000. Pekerjaan jembatan sepanjang 18 meter dan lebar 4 meter itu memakan waktu 180 hari kalender. Kemudian untuk konstruksi empat jalan yang diresmikan itu, ujar dia, berupa beton dan aspal atau kombinasi beton-aspal. Dari keempat jalan itu, Albert menyebut pekerjaan jalan yang menelan anggaran paling besar di Jalan Plumbungan-Margomulyo dengan pagu Rp3,4 miliar tetapi kontrak menjadi Rp3,3 miliar.

Berikut data jalan dan jembatan yang diresmikan Bupati Sragen:

1. Jembatan Sono-Bangunrejo, Kedawung (panjang 18 meter, lebar 4 meter) senilai Rp1.760.369.000 dari dana alokasi umum (DAU).

2. Peningkatan jalan long segmen Jalan Kedawung-Baan sepanjang 1,1 km dengan lebar 4,5 meter senilai Rp2.833.391.000 dari dana alokasi khusus (DAK) fisik bidang jalan.

3. Rehabilitasi Jalan Pelemgadung-Ngarum-Terik sepanjang 1,7 km dengan lebar 2,5 meter senilai Rp1.768.200.000 yang bersumber dari DAU program pintas pinggiran.

4. Rehabilitasi Jalan Plumbungan-Margomulyo, Kecamatan Karangmalang, Sragen sepanjang 1,793 km dan lebar 5 meter senilai Rp3.311.980.000 dari dana bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah.

5. Rehabilitasi Jalan Teguhan-Mediun, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, sepanjang 1,632 km dan lebar 5 meter senilai Rp2.862.000.000 yang bersumber dari dana bantuan keuangan Provinsi Jateng.

Sumber: DPU Sragen (trh)

Sentimen: neutral (0%)