Sentimen
Undefined (0%)
22 Nov 2024 : 16.42

Sutradara Solo Raih Piala Citra FFI 2024, Momentum Perkuat Industri Animasi

22 Nov 2024 : 16.42 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Sutradara Solo Raih Piala Citra FFI 2024, Momentum Perkuat Industri Animasi

Esposin, SOLO — Keberhasilan film animasi pendek berjudul Cangkir Profesor karya animator asal Kota Solo yang menyabet Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 kategori Film Animasi Pendek Terbaik menjadi momentum untuk memperkuat industri animasi di Kota Bengawan.

Sutradara sekaligus produser Cangkir Profesor adalah Yudhatama Fajar Nugroho, 45, sekaligus pendiri Studio Animasi Manimonki yang berlokasi di Jl Satrio Wibowo No 39A, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Studio Manimonki bisa dibilang menjadi yang paling eksis dan produktif membuat film animasi. Bahkan ini bukan kali pertama film animasi dari Studio Manimonki masuk nominasi Piala Citra FFI. 

Sejak awal Yudha memang berambisi untuk memperbanyak produksi film animasi original buatan sendiri. Animasi original yang diproduksi itu menjadi Intellectual Property (IP) atau kekayaan intelektual yang dimiliki studio miliknya. IP inilah yang menjadi jantung industri animasi agar semakin kuat.

Ketika berbincang dengan Espos, belum lama ini, Yudha mengatakan studio animasi mudah saja memiliki IP sendiri. Namun memiliki IP yang bisa menghidupi studio animasi masih sulit.

Sebab ketika animasi dibuat sebagai IP, tidak ada yang menjamin bisa sukses di pasaran. Maka Yudha menyebut investasi untuk membuat IP cenderung seperti judi karena tidak menentu. “Investasi di IP itu lumayan gambling, kita tidak tahu mana yang bakal berhasil,” kata dia.

Risiko ini yang membuat para investor terkadang menghindar untuk memberikan pendanaan mengembangkan serial animasi tertentu. Padahal idealnya studio animasi bisa hidup dari IP mereka sendiri. 

Sehingga tidak jarang studio animasi di Indonesia kesulitan mengembangkan karakter animasi buatan mereka sendiri. Studio animasi hari ini, termasuk milik Yudha, masih diimbangi dengan menggarap proyek pesanan dari klien agar tetap bisa bertahan.

“IP itu sebenarnya investasi, tidak tahu ke depan sukses atau tidak, tapi kita bikin aja. Nantinya sih, harusnya [studio animasi] bergantungnya kepada IP. Di Indonesia yang bener-bener bisa hidup dari IP belum ada,” kata dia.

Menurutnya, kunci studio animasi bisa memiliki IP yang sukses adalah adanya suntikan dana dari pemerintah. Pemberian dana seperti itu sudah dilakukan oleh negara tetangga seperti Malaysia dengan IP yang sukses seperti Upin & Ipin, Boboiboy, sampai Ejen Ali.

Sekolah Animasi

“Karana di awalnya tadi, investasi IP itu gambling. Kecuali sejak awal industri [animasi] sudah jadi, dan investornya tidak masalah dengan sesuatu yang gambling ya oke oke aja. Kayak Jepang karena [industri animasinya] udah sehat kondisinya, jadi enggak masalah,” kata dia.

Selain memperkuat IP, juga perlu memperkuat institusi pendidikan yang mampu mencetak animator sesuai kebutuhan. Dalam hal ini, Yudha turut mengupayakan membuat pelatihan untuk calon animator di Solo.

Studio Manimonki aktif bekerja sama dengan sejumlah instansi pendidikan guna memfasilitasi orang-orang yang secara khusus menaruh minat di dunia animasi. Keterlibatan itu, didasarkan atas keresahannya dan kesulitannya mencari SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri animasi di Solo.

Dia mengaku pengadaan SDM memang menjadi tantangan tersendiri ketika dia memutuskan mendirikan Studio Manimonki di Kota Solo pada 2019. Dia memandang perlu ada sinkronisasi antara kurikulum di sekolah dan kebutuhan industri animasi. 

“Ketika pertama kali datang [di Solo], memang yang pertama kali kami olah itu SDM,” kata dia.

Bukan berarti tidak ada sekolah di Solo yang mempelajari animasi. Ada sejumlah sekolah yang memiliki program pengajaran animasi. Salah satunya Kelas Industri Animasi SMKN 9 Solo.

Penanggung jawab Kelas Industri Animasi SMKN 9 Solo, Pukuh Nara Wijaya, mengatakan kelas tersebut sudah dimulai sejak Januari 2024 lalu. Total yang mengikuti kelas industri animasi dari kelas XII ada sekitar 21 siswa dan dari kelas XI ada 51 siswa. 

Dia mengatakan program tersebut diadakan untuk menyelaraskan kebutuhan industri dengan kurikulum di sekolah. SMKN 9 Solo bekerja sama dengan salah satu industri animasi untuk membuat kurikulum yang sesuai.

Selain itu fasilitas yang digunakan berupa laboratorium komputer bisa dibilang mumpuni. Sebab alat produksi berupa komputer sudah canggih.

“Fasilitas yang kami miliki sudah memenuhi persyaratan [dari industri animasi]. Ada beberapa juga diberikan dari pihak industri. Jadi dari kerja sama kami dengan industri tidak hanya penempatan magang dan kerja, tapi juga hibah alat sampai internet untuk menunjang pembelajaran,” kata dia.

Potensi dari Industri Animasi

Mengutip hasil riset berjudul Indonesia Animation Report 2020 yang diterbitkan Asosiasi Industri Animasi Indonesia (Ainaki), disebutkan pada kurun 2015-2019, industri animasi Indonesia telah tumbuh 153% dengan kenaikan rata-rata 26% per tahun. Pada tahun 2015 industri animasi Indonesia mencetak pendapatan kotor sebesar Rp238 miliar. 

Besaran pendapatan tersebut terus bertumbuh dari tahun ke tahun dan mencapai Rp602,75 miliar pada 2019. Pada kuartal ketiga 2020, industri animasi Indonesia telah membukukan pendapatan kotor Rp510,55 miliar atau turun 15% dibanding tahun sebelumnya. 

Pendapatan industri animasi didominasi oleh pendapatan jasa service animasi dari dalam negeri, diikuti oleh pendapatan ekspor jasa animasi. Pendapatan dari IP animasi secara proporsi masih terbilang kecil dibandingkan dengan pendapatan jasa animasi.

Peran pemerintah untuk memperkuat industri animasi, termasuk di Kota Solo, bisa dimulai dari pendanaan untuk mengembangkan IP dari masing-masing Studio Animasi.

Sentimen: neutral (0%)