Sentimen
Undefined (0%)
25 Nov 2024 : 10.36

Pelaku Kentrung Jepara Minim, Anak-anak Diajak Lestarikan di Hari Libur Sekolah

25 Nov 2024 : 10.36 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Pelaku Kentrung Jepara Minim, Anak-anak Diajak Lestarikan di Hari Libur Sekolah

Esposin, JEPARA – Kondisi kesenian kentrung Jepara, Jawa Tengah (Jateng), mulai minim tanggapan hingga pelaku kentrung.

Oleh karenanya, sebagai upaya untuk tetap melestarikan, anak-anak di Bumi Kartini diajak melestarikan kentrung saat hari libur sekolah atau Minggu.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara, Agus Wibowo. Ia mengatakan, kondisi kesenian kentrung Jepara saat ini cukup memprihatinkan.

“Untuk itu kami mengadakan upaya pelestarian kentrung dengan memunculkan kader seniman kentrung dari siswa-siswa SMP dan SMA di Jepara,” kata Agus kepada Espos, Senin (25/11/2024).

Melalui kegiatan belajar bersama “Kentrung” di Museum R.A Kartini ini, Agus berharap akan muncul generasi penerus kentrung Jepara. Mengingat saat ini, Kentrung Jepara telah ditetapkan menjadi salah satu warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia dari Kabupaten Jepara.

Agus juga menyakini dengan perkembangan jaman, saat ini kentrung sudah mulai melakukan modifikasi sesuai dengan jaman. Sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat dari berbagai generasi.

“Semoga kentrung bisa meng-Indonesia dan mendunia,” harapnya.

Sementara itu, Seniman Kentrung, Ramatyan Sarjono, mengungkapkan kentrung bukan satu-satunya di Jepara. Hampir semua daerah di sepanjang pantai utara (Pantura) ada ciri khas masing masing.

“Dengan status WBTB ini, membuktikan bahwa kentrung di Jepara sudah eksis lebih dari 50 tahun. Saya pastikan bahwa kentrung telah ada seratus tahun silam di Jepara,” kata Sarjono.

Sekadar untuk diketahui, Data Disparbud Jepara, mengungkapkan kentrung Jepara selalu terdiri dua orang, satu orang sebagai dalang utama dan satu orang asisten.

Kemudian alat-alatnya, hanya dua rebana berbeda ukuran, satu besar satu kecil (ukuran/diameter relatif), yang besar berfungsi sebagai bas.

Tak hanya itu, masing-masing dimainkan oleh satu orang, tapi pada bagian tertentu dua rebana dimainkan oleh dalang utama dan dalam menyampaikan kisah/cerita baik dalang maupun asisten menggunakan lagu/tembang, dengan notasi yang khas. Bahkan untuk pengisahan yang semacam dialog antar-tokoh pun tetap disampikan dengan lagu.

Sentimen: neutral (0%)