Sentimen
Menjadi Pemilih Rasional
Espos.id Jenis Media: Kolom
Pemungutan suara pemilihan kepala daerah serentak 2024 diselenggarakan pada Rabu 27 November 2024. Itu menjadi hari yang menentukan bagi 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota di Indonesia.
Warga berhak pilih di semua provinsi dan kabupaten/kota itu sepenuhnya menjadi penentu siapa gubernur-wakil gubernur dan bupati-wakil bupati serta wali kota-wakil wali kota yang akan memimpin daerah tersebut selama lima tahun ke depan.
Menjadi pemilih rasional adalah tanggung jawab paling logis yang bisa dijalankan oleh setiap warga berhak pilih di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota itu.
Rohaniwan dan filsuf Franz Magnis Suseno beberapa kali menyatakan dalam pemilihan umum—termasuk pemilihan kepala daerah—kita sesungguhnya tidak memilih yang terbaik, tetapi memastikan yang terburuk tidak terpilih dan berkuasa.
Ungkapan tersebut dapat dimaknai tidak ada kandidat pemimpin, lebih spesifik lagi kandidat kepala daerah dan kandidat wakil kepala darerah, yang ideal, sempurna, dan memenuhi semua kriteria pemimpin yang baik untuk daerah tempat mereka menjadi peserta pemilihan kepala daerah.
Ketidaksempurnaan pemimpin (di lembaga eksekutif) akan diimbangi oleh sistem demokrasi yang meniscayakan pengawasan oleh lembaga legislatif, penegakan hukum oleh lembaga yudikatif, dan partisipasi publik dalam pemerintahan daerah.
Titik lemah untuk mengaktualisasikan pesan tersebut adalah kenyataan tipe pemilih di Indonesia yang terbagi menjadi pemilih psiokologis (emosional), pemilih ideologis, dan pemilih rasional.
Menjadi pemilih rasional adalah menjadi pemilih yang tidak dapat diintervensi oleh siapa pun dan memilih calon pemimpin berdasarkan visi, misi, dan rekam jejak atau track record.
Pemilih rasional dalam konteks Indonesia masa kini adalah pemilih yang mampu berjarak dengan keriuhan perbincangan politik di media massa dan media sosial serta punya kemampuan meneliti, melengkapi, dan membandingkan informasi yang berseliweran di media massa dan media sosial sebelum memutuskan pilihan politik.
Pemilih rasional adalah pemilih yang mengesampingkan faktor emosional dalam memaknai suatu informasi. Proses analisis oleh pemilih rasional selalu mengedepankan data yang afirmatif dan majemuk.
Pemilih rasional tidak terjebak dalam pemahaman sempit, pemahaman yang hanya satu sisi, pemahaman yang hanya berat sebelah. Pemilih rasional mengedepankan komunikasi aktif dan terbuka.
Mereka bisa menjawab secara terpeinci kenapa mereka membuat suatu pilihan politis. Mereka bisa menjabarkan alasan dan faktor-faktor yang menyebabkan mereka membuat keputusan atau pilihan politis tersebut.
Pemilih rasional adalah pemilih yang memperbincangkan, mendiskusikan, dan menelaah secara kritis visi, misi, dan berbagai program kerja para pasangan calon kepala daerah-calon wakil kepala daerah untuk menemukan kekuatan dan kerelevanan bagi kesejahteraan rakyat.
Pemilih rasional adalah pemilih yang sanggup mengambil jarak dari segala ikatan simbolis yang tidak berkorelasi dengan kinerja pemerintahan daerah mewujudkan kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat. Bisakah Anda menjadi pemilih rasional?
Sentimen: neutral (0%)