Sentimen
Begini Sosok Siswa SMKN 4 Semarang Korban Penembakan di Mata Keluarga Sragen
Espos.id Jenis Media: Solopos
Esposin, SRAGEN-Pihak keluarga siswa SMKN 4 Semarang, GRO, yang jadi korban penembakan masih berkabung dan akan menggelar tahlilan selama tujuh hari. Begini sosok almarhum di mata keluarga yang tinggal di Sragen.
Siswa berusia 16 tahun itu meninggal dunia dalam insiden di kawasan Paramount, Semarang Barat, Semarang, Minggu (24/11/2024) dini hari dan dimakamkan di Tempat Permakaman Umum (TPU) Bangunrejo/Padas, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Minggu malam, sekitar pukul 20.00 WIB.
GRO merupakan siswa Kelas XI Teknik Mesin di SMKN 4 Semarang. Korban mengalami luka tembak di bagian pinggul dan sempat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP dr. Kariadi Semarang. Korban diduga tertembak secara tidak sengaja oleh polisi saat membubarkan tawuran antara dua kelompok di sekitar Kelenteng Sam Poo Kong.
Dari RSUP dr. Kariadi Semarang, jenazah korban dibawa ke Sragen, tepatnya di rumah kakeknya, Kampung Padas RT 001/RW 012, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota.
Kakek GRO, Siman, 52, yang didampingi sejumlah anggota keluarga menyatakan mengenal sosok GRO siswa SMKN 4 Semarang yang jadi korban penembakan sebagai orang penurut dan baik. Dia mengatakan cucunya juga pendiam dan tidak nakal serta tekun.
Dia berkisah sebenarnya GRO dan anaknya mau main ke Sragen Desember 2024 nanti. Dia kaget kalau cucunya meninggal.
“Biasanya kalau Lebaran main ke Sragen. Korban itu anak piatu karena ibunya sudah meninggal dunia. Anaknya kalau mau kemana pasti pamit sama orang tuanya. Sejak dimakamkan Minggu malam sampai tujuh hari ke depan melakukan tahlilan,” ujarnya kepada Espos pada Selasa (26/11/2024).
Siman mengungkapkan jenazah tiba Minggu malam. Setelah disemayamkan di rumahnya, kata Siman, jenazah GRO kemudian dimakamkan di TPU Bangunrejo, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, pada pukul 20.00 WIB.
“Saya hanya dikasih tahu anak saya, Andi Prabowo, kalau cucu saya meninggal. Penyebabnya apa, saya belum diceritai sehingga saya tidak tahu. Saya tidak tahu juga kalau mengalami luka tembak,” ujar Siman.
Paman korban, Andri, mengungkapkan setiap hari GRO tinggal bersama bapak dan simbahnya di Semarang. Sedangkan keluarga di Sragen jarang bertemu dengan GRO.
Di mata sang paman, GRO siswa SMKN 4 Semarang yang jadi korban penembakan adalah sosok anak pendiam, alim, dan punya prestasi akademis bagur. “Anaknya itu diam, alim, kegiatan sekolah juga prestasinya bagus, bahkan ikut paskibraka. Jadi tidak mungkin kalau adanya ikut tawuran seperti yang diberitakan. Kalau jenazahnya dimakamkan di Sragen itu atas permintaan keluarganya,” jelasnya.
Andri menjelaskan awalnya korban pamit main dan sampai malam hari ternyata komunikasi terputus. Dia melanjutkan keluarga mencari-cari hingga pagi tidak ketemu dan diketahui ternyata korban sudah meninggal.
“Hari ini, bapaknya mengurus ke Semarang. Kami dari keluarga butuh keadilan. Kalau pun ada tindakan tegas itu tidak dibenarkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Kalau pun dilumpuhkan mestinya kaki yang ditembak. Kami dari keluarga tidak ikhlas dan menuntut keadilan. Kalau misalnya nyawa dibayar nyawa ya kami setuju,” ujar dia.
Dia meminta kepada aparat penegak hukum supaya pelaku penembakan itu diusut tuntas sampai ketemu pelakunya. Dia menyatakan pelaku harus dihukum seberat-beratnya dan semaksimal mungkin.
“Korban ini tidak melakukan kejahatan, seperti mencuri, membunuh, dan seterusnya, kenapa sampai menghilangkan nyawa,” kata dia.
Sentimen: neutral (0%)