Sentimen
Negatif (100%)
24 Nov 2024 : 16.47
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gowa

Kasus: penganiayaan

Murid di Gowa Diduga Dianiaya Guru, Badan Dipukul Pakai Besi

24 Nov 2024 : 16.47 Views 16

Terkini.id Terkini.id Jenis Media: News

Murid di Gowa Diduga Dianiaya Guru, Badan Dipukul Pakai Besi

Terkini - Seorang murid di Gowa, Sulawesi Selatan, diduga dianiaya oleh oknum guru di sekolahnya, akibat kejadian itu korban mengalami luka di sekujur badan usai dipukul pakai besi oleh pelaku.

Peristiwa dugaan penganiayaan terhadap murid di Gowa tersebut diungkap langsung oleh ibu dari korban. Ia pun menceritakan kronologi kejadian yang menimpa anaknya itu.

Menurut ibu korban, Putri, peristiwa penganiayaan yang menimpa anak laki-lakinya tersebut terjadi pada 5 November 2024 di sekolah sang anak, yakni As-Sunnah Panciro, Kabupaten Gowa.

"Bismillah... Kronologi kejadian penganiayaan pada anak kami yang terjadi di dalam ruang lingkup pendidikan. Pemukulan terjadi pada hari selasa 5 November 2024 di dalam kelas di sekolahnya As-sunnah Panciro-Gowa yang dilakukan oleh salah satu oknum guru disekolah tersebut," kata Putri lewat unggahannya di akun putrii23, dikutip terkini pada Minggu, 24 November 2024.

Menurut pengakuan sang anak, kata Putri, putranya itu awalnya bermain-main sambil berlari-lari di dalam kelasnya saat masuk jam Salat Ashar.

Gegara hal itu, tiba-tiba anaknya tersebut dipukul sebanyak 3 kali oleh oknum guru di sekolahnya itu dengan memakai gagang serokan sampah yang terbuat dari besi.

Akibat aksi penganiayaan tersebut, sang anak menderita luka memar di sekujur badannya dan mengalami sakit demam hingga trauma.

"Dari pengakuan anak saya, kala itu memang dia berlari2 di jam sholat ashar sehingga tiba2 dia dipukul sebanyak 3x menggunakan gagang serokan sampah yang terbuat dari plat besi hingga mengakibat luka memar disekujur punggungnya, demam dimalam hari dan traumatis," ungkap Putri.

Ia pun mengatakan, bahwa anaknya yang masih berusia 8 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SD tersebut tidak semestinya diperlakukan seperti itu oleh pihak guru di sekolah tersebut.

"Anak saya baru berusia 8 tahun kelas 3 SD, tidak semestinya diperlakukan seburuk ini," tuturnya.

Sentimen: negatif (100%)