Sentimen
Negatif (100%)
22 Nov 2024 : 14.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: New York

Kasus: zona merah

Tokoh Terkait
Gautam Adani

Gautam Adani

Defisit Ganggu Rupiah, IHSG Merah di 7.140

22 Nov 2024 : 14.33 Views 2

Rmol.id Rmol.id Jenis Media: Nasional

Defisit Ganggu Rupiah, IHSG Merah di 7.140

Indeks DJIA tercatat menutup sesi dengan naik tipis 0,32 persen di 43.408,47, sementara indeks S&P500 berakhir flat dengan turun sangat tipis 0,00 persen di 5.917,11, dan indeks Nasdaq melemah 0,11 persen di 18.966,14. Pelaku pasar disebutkan sedang menantikan rilis kinerja kuartalan dari emiten teknologi terkemuka, Nvidia. Namun usai rilis kinerja kuartalan di sesi after hours yang jauh dari suram Harga saham perusahaan tersebut justru semakin terjungkal.

Pantauan RMOL menunjukkan, harga saham Nvidia yang merosot tajam hingga 2,53 persen di $142,2 setelah di sesi reguler turun 0,76 persen. Situasi ini tentu menjadi modal muram bagi sesi perdagangan hari keempat pekan ini di Asia, Kamis 21 November 2024. Tinjauan RMOL menunjukkan, kinerja kuartalan Nvidia yang sesungguhnya masih mengesankan dengan mencetak pertumbuhan fantastis sebesar 94 persen pada pendapatannya.

Namun kinerja pertumbuhan ini dinilai melambat oleh pelaku pasar dibanding kuartal sebelumnya, di mana pertumbuhan pendapatan di tiga kuartal sebelumnya mencetak pertumbuhan penjualan masing-masing 122 persen, 262 persen dan 265 persen.

Situasi semakin jauh dari bersahabat dengan tersebarnya kabar mega skandal suap yang melibatkan konglomerat kenamaan India, Gautam Adani. Skandal suap tersebut sedang dalam proses hukum di New York, Amerika Serikat. Pantauan memperlihatkan, kinerja saham-saham dalam group konglomerasi Adani di bursa saham India yang rontok tak tertahankan merespons kabar tersebut. Catatan RMOL bahkan memperlihatkan, kerontokan saham saham group Adani yang melebihi 10 persen. Akibat lanjutannya, Indeks di bursa saham India terseret merah pada sesi hari ini.

Serangkaian sentimen buram ini, menyulitkan pelaku pasar di Asia untuk mengambil sikap optimis. Aksi tekanan jual, oleh karenanya cenderung mendominasi jalannya sesi perdagangan, meski dalam taraf yang bervariasi. Hingga sesi perdagangan sore berakhir, Indeks Nikkei (Jepang) merosot 0,85 persen di 38.026,17, sedangkan Indeks KOSPI (Korea Selatan) melemah tipis 0,07 persen di 2.480,63 dan indeks ASX200 (Australia) turun tipis 0,04 persen di 8.323.

Kepungan sentimen yang jauh dari optimis di bursa regional dan global memaksa investor di bursa saham Indonesia menahan diri. Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya cenderung terjebak di rentang terbatas. Kinerja IHSG terkesan konsisten menjejak rentang moderat di sepanjang sesi perdagangan. IHSG kemudian menutup sesi dengan turun 0,55 persen di 7.140,91.

Pantauan lebih jauh juga memperlihatkan, kinerja saham-saham unggulan yang bervariasi sebagai cermin dari sikap menahan diri pelaku pasar. Sejumlah saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan berakhir merah, seperti: BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, ADRO, ASII, INDF dan UNVR. Sedang sejumlah saham unggulan lain mampu menutup sesi di zona positif, seperti: TLKM, ITMG,  UNTR, LSIP, CPIN, dan SMGR.

Jalannya sesi perdagangan di Jakarta kali ini diwarnai dengan rilis neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit sebesar $2,15 milyar di kuartal III. Besaran defisit ini sekaligus mencerminkan kenaikan dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar $1,16 milyar. Pantauan menunjukkan, pelaku pasar yang masih mencoba bertahan positif usai rilis data tersebut. Namun usai pertengahan sesi perdagangan sore, IHSG akhirnya beralih ke zona merah. Upaya bertahan positif oleh investor akhirnya memaksa IHSG semakin kukuh terjebak di rentang terbatas hingga sesi perdagangan berakhir.

Rupiah Tertekan Defisit

Kinerja lebih suram dibukukan nilai tukar Rupiah di pasar uang. Seiring dengan masih lesunya pasar uang global, sentimen domestik dari rilis neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit di kuartal III menyulitkan Rupiah untuk keluar dari tekanan jual.

Pantauan menunjukkan, Rupiah yang sempat mengawali sesi pagi dengan gerak menguat tipis, namun segera setelahnya beralih merosot. Rupiah kemudian terlihat konsisten menjejak zona pelemahan di sepanjang sesi perdagangan. Hingga ulasan ini disunting, Rupiah masih diperdagangkan di kisaran Rp 15.920 per Dolar AS atau merosot 0,38 persen. Posisi ini sekaligus semakin dekat dengan level psikologis penting di kisaran Rp16.000.

Kombinasi sentimen dari bertahan lesunya pasar uang global dan suntikan sentimen domestik defisit transaksi berjalan memaksa Rupiah Kembali menjalani sesi perdagangan yang sulit. Pelaku pasar belum menemukan pijakan sentimen positif untuk setidaknya menahan Rupiah dari pelemahan lebih lanjut.


Sementara pantauan pada mata uang Asia memperlihatkan, gerak bervariasi dan seragam dalam rentang moderat. Gerak balik penguatan pada mata uang utama dunia yang tertahan, membuat pelaku pasar di Asia kesulitan melakukan gerak tajam.

Sentimen: negatif (100%)