Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Citilink, Garuda Indonesia
Kab/Kota: Senayan
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
Harianjogja.com Jenis Media: News
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah berencana menurunkan harga tiket pesawat. Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengatakan pihaknya akan mendukung rencana penurunan harga tiket pesawat oleh pemerintah. Dia menyebut realisasi tersebut akan dilakukan pada periode libur Natal dan Tahun Baru.
“Positif, kita akan mendukung pemerintah dan presiden untuk menurunkan harga tiket. Kalau untuk skemanya nanti akan disampaikan, tentunya di periode [libur] Natal dan Tahun Baru,” kata Tsani saat di Gedung BUMN, Selasa (19/11/2024).
Meski demikian, Tsani tidak merincikan skema yang akan dipakai untuk menurunkan harga tiket pesawat tersebut. Terlebih, kata dia, maskapai bukan satu-satunya pihak yang terlibat dalam penurunan harga tiket.
BACA JUGA: Ini Manfaat Brokoli dan Saran Pengolahan Agar Nutrisi Tetap Terjaga
“Ada beberapa komponen, ada beberapa stakeholder juga yang terkait, tentunya nanti akan kita koordinasikan, kolaborasikan,” kata dia,
Sebelumnya, dalam media sosial instagram, bos anyar GIAA tersebut telah mengikuti beberapa rapat strategis penurunan harga tiket pesawat dengan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan serta rapat dengan Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.
“Kemenko Bidang IPK menggelar rapat strategis membahas langkah konkret untuk menekan harga tiket pesawat menjelang libur Tahun Baru,” tulis Tsani.
Dia juga mengklaim kebijakan penurunan harga tiket pesawat tersebut diharapkan dapat mendukung mobilitas masyarakat selama musim liburan. Hasil rapat dan kebijakan terkait akan segera diumumkan.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Dwi Marhen Yono mengatakan, keterbatasan armada pesawat dibandingkan jumlah penumpang menjadi salah satu faktor penyebab mahalnya harga tiket pesawat.
Dia menjelaskan, jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia pada periode sebelum pandemi mencapai 700 unit, sedangkan saat ini jumlah pesawat yang beroperasi hanya sekitar 300 unit.
Sementara itu, jumlah penumpang pesawat sudah kembali ke level normal mencapai 120 juta orang, sehingga kapasitas penerbangan Indonesia saat ini belum pulih seperti pra-pandemi Covid-19.
"Untuk menambah pesawat pun, itu kendalanya bukan di uang, tetapi di inden dari perusahaan pabriknya. Jadi maksimal kalau Citilink dengan Garuda tambah per tahun itu hanya 10-15 pesawat. Padahal kekurangan kita sekitar 300 pesawat. Itu yang menjadi PR,” ujar Marhen di JCC Senayan pada Sabtu (16/11/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, selain faktor ketidakseimbangan supply dan demand tersebut, tingginya beban utang perusahaan maskapai juga menjadi penyebab mahalnya harga tiket pesawat.
"Contohnya, ketika TBA [tarif batas atas] Rp2 juta, lalu tarif batas bawahnya Rp1 juta, Garuda pasti ambil yang Rp2 juta. Akhirnya, Lion Group mengambil Rp1,8 juta, saya tanya ‘Kenapa kok tidak Rp1,2 juta?’ Alasannya, karena utangnya sejak pandemi masih banyak, sehingga tidak ada pilihan lagi," terangnya.
Beberapa faktor lainnya yaitu harga avtur yang masih belum kompetitif, serta harga onderdil dan biaya sewa pesawat yang masih mahal.
Alhasil, dia mengatakan seluruh jajaran kementerian saat ini tengah menyusun formulasi harga tiket pesawat agar menguntungkan semua pihak, baik pelanggan maupun pihak maskapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Sentimen: negatif (79.9%)