Sentimen
Negatif (64%)
18 Nov 2024 : 14.18
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Ancol

Partai Terkait

Geisz Chalifah: Saya Langgar Instruksi Anies demi Bongkar Fakta

18 Nov 2024 : 21.18 Views 4

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Geisz Chalifah: Saya Langgar Instruksi Anies demi Bongkar Fakta

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Loyalis Anies Baswedan, Geisz Chalifah, dengan tegas menolak kemungkinan berpindah dukungan ke Ridwan Kamil.

Menurutnya, hal itu sama saja menyempurnakan kejahatan politik yang dilakukan rezim terhadap Anies Baswedan.

"Sangat aneh kalau saya dan teman-teman beralih ke Ridwan Kamil. Aneh, itu sama saja saya menyempurnakan kejahatan yang dilakukan oleh rezim terhadap Anies," ujar Geisz dalam keterangannya di aplikasi X @GeiszChalifah (17/11/2024).

Geisz menyoroti peristiwa 19 Agustus yang ia sebut sebagai momen penting dalam konstelasi politik.

"19 Agustus adalah wujud fakta sejarah 12 Partai mendeklarasikan Ridwan Kamil-Suswono, itu adalah deklarasi kemenangan sekaligus tuntasnya sebuah operasi jahat," tukasnya.

Ia menambahkan bahwa deklarasi tersebut terjadi sebelum ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang kemudian mengubah dinamika politik.

"Itu fakta yang kemudian ada putusan MK yang berubah, tetapi 19 Agustus belum ada keputusan MK," cetus Geisz.

"Niat awalnya adalah tidak ada calon lain dari Partai manapun yang bisa mencalonkan kecuali mereka," sambung dia.

Lebih lanjut, Geisz menyinggung adanya upaya di DPR untuk mengubah RUU Pilkada demi memperkuat posisi kubu tertentu.

"Bahkan setelah ada keputusan MK pun, rapat Baleg di DPR untuk merubah RUU Pilkada. Mau bantah itu? Saya katakan (bahasa kotor, red), karena itu adalah fakta," terangnya.

Geisz juga mengapresiasi langkah NasDem dan PKB yang dianggap fair dalam menyampaikan situasi kepada Anies.

"Partai yang awalnya usung Anies, NasDem dan PKB fair. Dalam arti berbicara kepada Anies situasi yang terjadi, ngomong langsung," Geisz menuturkan.

Namun, ia mengkritik PKS yang menurutnya tidak konsisten dan hanya melempar tanggung jawab kepada Anies.

"Awalnya kan kita diminta pak Anies diam, untuk tidak melayani PKS, jubir-jubirnya bicara di TV, Anies tidak sesuai dedline, tidak mampu mencari Partai lain, kan diam aja itu," bebernya.

Mantan Komisaris Ancol itu bilang, karena saat itu isu yang dimainkan PKS terus menggelinding, ia memutuskan untuk angkat suara.

"Tapi karena itu menggelinding terus, akhirnya saya melanggar apa yang diminta Pak Anies. Saya muncul di Media," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: negatif (64%)