Sentimen
Positif (72%)
12 Nov 2024 : 06.26
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam, Sapi

Kab/Kota: Gunungkidul

Kondisi Alam Tidak Cocok, Produksi Susu Sapi dalam Setahun di Gunungkidul Hanya 5.760 Liter

12 Nov 2024 : 13.26 Views 2

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

Kondisi Alam Tidak Cocok, Produksi Susu Sapi dalam Setahun di Gunungkidul Hanya 5.760 Liter

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul mencatat produksi susu sapi di Bumi Handayani dari awal tahun hingga November 2024 mencapai 5.760 liter.

Kepala Bidang Bina Produksi DPKH Gunungkidul, Suyanto mengatakan tidak banyak masyarakat Gunungkidul yang memelihara sapi perah. Sejauh ini, hanya ada empat sapi perah dari empat peternakan di Kalurahan Ngoro-oro, Patuk.

Peternakan sapi di Gunungkidul, kata dia lebih banyak ke penyediaan daging sapi potong. Hal ini disebabkan kondisi alam yang tidak cocok bagi pengembangan sapi perah. Adapun distribusi susu sapi juga hanya di sekitar peternakan.

Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan sapi perah memerlukan tempat pengembangan yang cocok dengan suhu ideal antara 22 °C–24 °C. Sapi perah pun khusus yang merupakan sapi peranakan sapi negara sub tropis dengan lokal.

Suhu Gunungkidul yang kurang dingin akan menyebabkan pertumbuhan sapi perah tidak maksimal. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan pengembangan pengembangan sapi perah dapat dilakukan dengan jenis sapi lain yang tahan cuaca panas.

BACA JUGA: Gibran Rakabuming Lucurkan Layanan Lapor Mas Wapres, Maksimal 50 Aduan per Hari

“Kalau sapi perah itu, hijauan pakannya harus lebih banyak, karena diambil susunya dan minumnya juga harus banyak,” kata Wibawanti, Senin, (11/11/2024).

Selain itu, peternak juga akan mempertimbangkan pasar susu. Apabila distribusi susu sulit, maka ketertarikan peternak untuk mengembangkan sapi perah minim. Pertimbangan lain adalah penyakit akan mudah menjangkiti sapi perah dibandingkan sapi potong.

DPKH tidak menutup kemungkinan apabila ada investor yang ingin melakukan investasi ke sektor peternakan sapi perah. Menjual susu, kata dia lebih sulit daripada menjual daging sapi.

Disinggung ihwal potensi suplai susu sapi dari Gunungkidul dalam program makan bergizi gratis, Wibawanti mengaku pihaknya lebih mengoptimalkan suplai daging sapi dan ayam.

“Kami menyiapkan ya telur, daging ayam dan sapi, itu yang memungkinkan. Kami juga belum dapat petunjuk teknis program itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sentimen: positif (72.7%)