Deflasi Berkali-kali Tapi Ekonomi DIY Tumbuh, Ini Penjelasan BPS DIY
Harianjogja.com Jenis Media: News
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada triwulan III 2024 ekonomi DIY tumbuh 5,05% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Padahal sepanjang 2024 DIY mengalami deflasi sebanyak 5 kali.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati menjelaskan beberapa sektor tetap tumbuh meski terjadi deflasi sehingga perekonomian juga tetap bertumbuh. Ia tidak menampik jika deflasi sedikit mempengaruhi pertumbuhan ekonomi DIY.
Menurutnya dari sisi pengeluaran atau konsumsi rumah tangga pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu atau melambat. Akan tetapi perlambatan ini masih ditopang sektor lain yang tumbuh positif seperti konstruksi yang tumbuh tinggi karena ada Proyek Strategis Nasional (PSN) di DIY.
"Konsumsi rumah tangga sedikit melambat, artinya ada pengaruh deflasi, tapi cuma di situ," kata Herum, Sabtu (9/11/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan PSN menjadi sumber pertumbuhan ekonomi karena ruas pembangunannya cukup banyak. Sehingga mendongkrak perekonomian DIY.
BACA JUGA: Terpilihnya Donald Trump Ancam Ekspor DIY, Ini Dia Peluang yang Bisa Dimanfaatkan Pemda DIY
Selain konstruksi Herum menyebut sektor pariwisata juga tetap bertumbuh, sehingga menahan penurunan ekonomi akibat deflasi. Pertumbuhan sektor-sektor lain menjadikan pertumbuhan ekonomi DIY tetap tinggi meski terjadi deflasi.
"Kontribusi terbesar [pertumbuhan ekonomi] tetap Sleman sebagai tempat pendidikan, jasa perdagangan, hotel-hotel tumbuh," jelasnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Jogja, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan suplai bahan pokok di Kota Jogja dalam kondisi cukup, walaupun terjadi kenaikan masih di range yang bisa diterima kisaran Rp100-200 saja.
Menurutnya terjadinya deflasi kemungkinan karena pasokan cukup berlebih. Di sisi lain konsumsi masyarakat juga sedikit turun karena kemungkinan difokuskan untuk hal yang lain seperti pendidikan.
"Konsumen fokus ke hal yang lain dan mungkin konsumsi agak turun," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentimen: netral (66.6%)