Sentimen
9 Nov 2024 : 15.04
Pengertian Indeks Harga Konsumen (IHK), Tujuan, dan Cara Menghitungnya
9 Nov 2024 : 22.04
Views 2
Medcom.id Jenis Media: Ekonomi
Jakarta: Indeks Harga Konsumen atau yang biasanya dikenal dengan IHK adalah sebuah indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
IKH adalah
Melansir laman Pluang, IHK adalah indikator ekonomi yang mengukur rata-rata perubahan harga dari sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga selama periode tertentu.
IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi atau deflasi dalam suatu negara. Fungsi dan Kegunaan IHK biasanya digunakan untuk mengukur perubahan harga, indikator inflasi, penyesuaian upah dan tunjangan, pengambilan keputusan ekonomi, dan deflator untuk indikator ekonomi lainnya.
IHK juga berfungsi sebagai deflator untuk menghitung pertumbuhan ekonomi, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), dengan menyesuaikan nilai nominal untuk menghilangkan efek inflasi.
Tujuan perumusan IHK
Tujuan perumusan IHK sangat penting dalam konteks ekonomi, karena IHK berfungsi sebagai alat untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari perumusan IHK yang wajib kamu ketahui.
IHK dirumuskan untuk mengetahui rata-rata perubahan harga dari sekelompok barang dan jasa yang umumnya dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu. Ini memberikan gambaran tentang bagaimana biaya hidup berubah dari waktu ke waktu.
IHK digunakan sebagai indikator utama untuk mengukur tingkat inflasi dan deflasi. Perubahan IHK mencerminkan apakah harga barang dan jasa mengalami kenaikan (inflasi) atau penurunan (deflasi), yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
IHK berfungsi sebagai pertimbangan untuk menyesuaikan upah, gaji pegawai, dan tunjangan pensiun. Banyak kontrak kerja yang mengaitkan kenaikan gaji dengan perubahan IHK, sehingga membantu menjaga daya beli pekerja.
Pemerintah dan lembaga terkait menggunakan IHK untuk merumuskan kebijakan fiskal dan moneter. Data IHK membantu dalam menentukan target inflasi serta dalam perencanaan anggaran negara.
IHK juga berfungsi sebagai indikator dini bagi pelaku ekonomi, seperti bank dan investor, untuk membuat keputusan terkait suku bunga, investasi, dan strategi bisnis lainnya berdasarkan tren harga yang teramati.
IHK sering digunakan sebagai deflator untuk menghitung nilai riil dari indikator ekonomi lainnya, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian, perumusan IHK memiliki berbagai tujuan yang saling terkait dan sangat penting bagi pengambilan keputusan ekonomi baik di tingkat makro maupun mikro.
Cara menghitung IHK
Untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), dapat kamu lakukan dengan cara yang cukup sederhana. Kamu hanya cukup membagi harga satu barang saat ini dengan harga dasar pada periode sebelumnya. lalu dikalikan 100.
Misalnya kamu membeli sebuah barang pada 2023 dengan harga Rp10 ribu per unit. Sementara itu harga barang yang sama pada 2018 Rp8.000 per unit. Maka indeks harga pada 2023 sebesar 125.
Berikut ini adalah salah satu rumus yang sering digunakan oleh BPS: (Ridini Batmaro)
Ilustrasi. dok Pluang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
IKH adalah
Melansir laman Pluang, IHK adalah indikator ekonomi yang mengukur rata-rata perubahan harga dari sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga selama periode tertentu.
IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi atau deflasi dalam suatu negara. Fungsi dan Kegunaan IHK biasanya digunakan untuk mengukur perubahan harga, indikator inflasi, penyesuaian upah dan tunjangan, pengambilan keputusan ekonomi, dan deflator untuk indikator ekonomi lainnya.
IHK juga berfungsi sebagai deflator untuk menghitung pertumbuhan ekonomi, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), dengan menyesuaikan nilai nominal untuk menghilangkan efek inflasi.
Tujuan perumusan IHK
Tujuan perumusan IHK sangat penting dalam konteks ekonomi, karena IHK berfungsi sebagai alat untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari perumusan IHK yang wajib kamu ketahui.
1. Mengukur perubahan harga
IHK dirumuskan untuk mengetahui rata-rata perubahan harga dari sekelompok barang dan jasa yang umumnya dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu. Ini memberikan gambaran tentang bagaimana biaya hidup berubah dari waktu ke waktu.
2. Indikator inflasi
IHK digunakan sebagai indikator utama untuk mengukur tingkat inflasi dan deflasi. Perubahan IHK mencerminkan apakah harga barang dan jasa mengalami kenaikan (inflasi) atau penurunan (deflasi), yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
3. Dasar penyesuaian upah dan tunjangan
IHK berfungsi sebagai pertimbangan untuk menyesuaikan upah, gaji pegawai, dan tunjangan pensiun. Banyak kontrak kerja yang mengaitkan kenaikan gaji dengan perubahan IHK, sehingga membantu menjaga daya beli pekerja.
4. Perencanaan kebijakan ekonomi
Pemerintah dan lembaga terkait menggunakan IHK untuk merumuskan kebijakan fiskal dan moneter. Data IHK membantu dalam menentukan target inflasi serta dalam perencanaan anggaran negara.
5. Indikator dini untuk keputusan ekonomi
IHK juga berfungsi sebagai indikator dini bagi pelaku ekonomi, seperti bank dan investor, untuk membuat keputusan terkait suku bunga, investasi, dan strategi bisnis lainnya berdasarkan tren harga yang teramati.
6. Deflator untuk indikator ekonomi lainnya
IHK sering digunakan sebagai deflator untuk menghitung nilai riil dari indikator ekonomi lainnya, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian, perumusan IHK memiliki berbagai tujuan yang saling terkait dan sangat penting bagi pengambilan keputusan ekonomi baik di tingkat makro maupun mikro.
Cara menghitung IHK
Untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), dapat kamu lakukan dengan cara yang cukup sederhana. Kamu hanya cukup membagi harga satu barang saat ini dengan harga dasar pada periode sebelumnya. lalu dikalikan 100.
Misalnya kamu membeli sebuah barang pada 2023 dengan harga Rp10 ribu per unit. Sementara itu harga barang yang sama pada 2018 Rp8.000 per unit. Maka indeks harga pada 2023 sebesar 125.
Berikut ini adalah salah satu rumus yang sering digunakan oleh BPS: (Ridini Batmaro)
Ilustrasi. dok Pluang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(AHL)
Sentimen: positif (88.9%)