Jelang Pemilu: Dolar AS Menguat, Bitcoin Melesat
Rmol.id Jenis Media: Nasional
Sebagian besar mata uang utama lainnya juga ikut naik, menyusul data pertumbuhan pekerjaan di AS yang melambat tajam.
Laporan ketenagakerjaan yang diawasi ketat oleh Departemen Tenaga Kerja ini adalah data ekonomi utama terakhir sebelum pemilu Amerika Serikat (AS) pada 5 November.
Masyarakat AS akan memilih antara Kamala Harris dari Demokrat atau Donald Trump dari Republik. Jajak pendapat menunjukkan persaingan yang sangat ketat, dan The Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan mereka dua hari setelah pemilu.
Ahli strategi investasi senior di Mesirow, Chicago, Uto Shinohara, mengatakan, indeks dolar telah pulih sepenuhnya sejak data dirilis pagi ini, dan fokus kini beralih pada ketidakpastian seputar pemilu presiden AS yang akan dating.
"Jajak pendapat saat ini masih menunjukkan persaingan ketat, dengan potensi risiko hasil yang tertunda, menjadikan minggu depan sangat sibuk, terutama dengan pertemuan Federal Reserve yang hanya beberapa hari setelahnya," katanya, dikutip dari Reuters.
Laporan pekerjaan yang lemah ini, tambahnya, masih mendukung perkiraan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini.
Euro melemah 0,40 persen terhadap dolar menjadi 1,084 Dolar AS.
Indeks dolar (DXY), yang melacak dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,36 persen ke level 104,24.
Dolar terhadap yen, naik 0,60 persen. Satu Dolar AS kini menjadi 152,94 Yen, menjelang libur tiga hari di Jepang.
Pound Inggris naik 0,26 persen terada Dolar AS pada Jumat, dan bersiap menghentikan kerugian selama lima minggu berturut-turut terhadap Dolar.
Di sektor kripto, bitcoin, mata uang kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, naik 0,57 persen pada hari itu ke level 69.531 Dolar AS.
Sentimen: negatif (84.2%)