Sentimen
Negatif (98%)
31 Okt 2024 : 12.40
Informasi Tambahan

Kasus: PHK

Tokoh Terkait

Badai PHK Makin Parah, Raksasa Cloud Pecat 528 Karyawan

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

31 Okt 2024 : 12.40
Badai PHK Makin Parah, Raksasa Cloud Pecat 528 Karyawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai PHK masih bergerak kencang di industri teknologi. Dropbox jadi perusahaan terbaru yang memutuskan mengurangi 20% atau 528 karyawannya.

CEO Dropbox Drew Houston mengaku bertanggung jawab dengan keadaan tersebut. Dia juga menyebut keputusan perusahaan yang bergerak sebagai penyedia data berbasis web sebagai 'masa transisi.

PHK itu dilakukan pada area dengan investasi berlebih. Dropbox juga akan merancang struktur tim lebih daftar dan efisien.

"Sebagai CEO, saya bertanggung jawab penuh keputusan dan keadaan yang menyebabkannya. Dan saya benar-benar minta maaf pada mereka yang terdampak," kata Houston dalam surat kepada staf, dikutip dari Tech Crunch, Kamis (31/10/2024).

"Pasar bergerak cepat dan investor memberikan ratusan juta dolar pada sektor ini. Di mana memvalidasi peluang yang kami kejar dan perlu urgensi yang lebih besar, investasi yang agresif dan tindakan yang tegas," jelas dia menambahkan.

Dropbox juga telah menyiapkan sejumlah dana untuk memangkas karyawannya. Dalam pengajuan SEC, diperkirakan akan ada pengeluaran US$63-68 juta (Rp 988,5 miliar-Rp 1,06 triliun) untuk PHK.

Uang itu akan digunakan untuk pesangon dan tunjangan karyawan yang terdampak. Sekitar US$47 hingga US$52 juta (Rp 737,4 miliar-Rp 815,9 miliar) disiapkan sebagai biaya tambahan.

Biaya-biaya itu akan dibayarkan dropbox dalam dua tahap. Sebagian besar pada kuartal IV-2024 dan sisanya setengah tahun pertama 2025.

Dropbox harus menghadapi pasar yang sengit dalam layanan penyedia data. Perusahaan kalah dari pesaing lainnya seperti Box dan Google Drive.

Jumlah pengguna barunya juga hanya 63 ribu pada laporan kuartal fiskal terbarunya. Pertumbuhannya pada Q2-2024 juga tercatat sebagai yang terendah hanya 1,9% secara tahunan menjadi US$634,5 juta (Rp 9,9 triliun).


(fab/fab)

Sentimen: negatif (98.1%)