Review D.P. (Season 2): Tetap Pahit, Tetap Memukau
Detik.com Jenis Media: Hiburan
D.P. muncul di Netflix dua tahun lalu dengan sebuah misi yang begitu lantang, siapapun yang menonton tidak mungkin tidak paham dengan apa yang pembuatnya coba sampaikan. Dengan enam episode, D.P. yang merupakan singkatan dari Deserter Pursuit, serial ini dengan efektif menggambarkan tentang lingkaran setan bullying di area wajib militer.
Dengan hasil akhir yang luar biasa memukau dan konklusi yang menyesakkan, tentu saja musim keduanya menjadi salah satu tontonan yang sangat ditunggu. D.P. tidak berlama-lama untuk mengingatkan apa yang terjadi. Dalam penyajiannya, musim kedua D.P. ini malah menganggap semua orang sudah menonton apa yang terjadi di musim pertamanya.
Di akhir musim pertamanya, seorang pemuda bernama Kim Roo-ri (Moon Sang-hoon) memutuskan untuk membantai kawan-kawannya di barak setelah ia merasa tidak tahan dengan semua perlakuan kasar dan bullying yang mereka lakukan terhadap dirinya.
An Jun-Ho (Jung Hae-In) sendiri sebenarnya masih trauma dengan apa yang terjadi dengan Jo Suk-bong (Cho Hyun-chul). Suk-bong memberikan pesan kepada Jun-ho untuk bertanggung jawab. Tanggung jawab apa yang ia lakukan? Memutuskan lingkaran setan bernama bullying di militer tidak bisa dilakukan oleh ia sendirian? Atau jangan-jangan revolusi ini bisa dimulai dengan Jun-ho? Seperti halnya Jun-ho, kawannya Han Ho-yeol (Koo Gyo-hwan) juga mengalami trauma yang parah. Ia bahkan tidak bisa memaksa dirinya untuk berbicara. Menggunakan tab, ia menggunakan tulisan untuk berkomunikasi.
Kalau di musim pertamanya D.P. mengajak penonton untuk melihat melalui celah jendela tentang bagaimana kelakuan para senior memperlakukan juniornya, musim keduanya kita diajak untuk melihat dengan lebih jelas bahwa racun ini menyebar ke hampir semua departemen.
Seperti yang bisa diduga, pemerintah tentu saja tidak mau dilibatkan dengan kasus ini. Mereka mau cuci tangan. Mereka tidak mau dituduh sebagai fasilitator. Dengan ini sutradara dan penulis Han Jun-hee (menulis bersama penulis komiknya Kim Bo-tong), mereka merangkai beberapa konflik yang berakhir di pengadilan.
Dengan misi yang jelas, pembuat D.P. di musim kedua ini akhirnya memperjelas fungsi Jun-ho. Permintaan Suk-bong untuk meminta Jun-ho bertanggung jawab ternyata begitu mengguncang jiwanya hingga membuat Jun-ho menjadi lebih aktif dalam menegakkan kebenaran.
Di dua episode terakhir Jun-ho bahkan memutuskan untuk melanggar peraturan demi misi yang ia tempuh. Menang atau kalah itu
urusan terakhir, yang penting ia tidak berdiam diri. Jung Hae-in sebagai seorang aktor sangat paham akan fungsi karakternya disini dan saya bisa merasakan amarahnya menggelegak.
Meskipun hanya ada enam episode dalam musim kedua D.P., tapi serial ini tidak pernah terasa terburu-buru. Seperti musim pertamanya, D.P. sangat paham dalam merangkai ketegangan dan menyeimbangkannya dengan humor yang nyeleneh. Jangan kaget kalau Anda menemukan diri Anda tertawa kemudian menangis.
Cuplikan adegan dalam serial D.P (Season 2) yang tayang di Netflix. Foto: Dok. NetflixDi salah satu episode terbaik D.P., ia berhasil menyajikan roller coaster emosi itu dengan begitu baik. Dari keenam episode yang hadir, episode 3 yang berjudul Curtain Call (di serialnya ditulis episode 9 karena D.P. musim kedua merasa ia "meneruskan" cerita sebelumnya) mungkin menjadi salah satu episode terbaik bagi saya.
Tidak hanya kisah yang disajikan begitu emosional dan menarik, D.P. akhirnya menampilkan kisah LGBTQ+ dengan penuh perasaan. Konklusinya sungguh pedih tapi sebagai sebuah pengalaman sinema, Curtain Call adalah episode yang paling berhasil mengoyak-ngoyak hati saya.
Di musim kedua ini kita bertemu dengan tiga karakter baru yang membuat dunia D.P. menjadi semakin berwarna (dalam kasus ini menjadi semakin gelap). Son Suk-ku berperan sebagai Kapten Im Ji-sup yang pertama bertemu kesannya menyenangkan dan kocak tapi di menit-menit terakhir ia menunjukkan bahwa ia mempunyai kompas moral.
Kim Ji-hyun yang berperan menjadi Kolonel Seo-eun juga memberikan kesan yang mendalam. Perubahan karakternya yang drastis membuat D.P. menjadi semakin seru di menit-menit terakhir. Tentu saja D.P. tidak akan menggigit tanpa kehadiran penjahat yang menyebalkan.
Di musim keduanya ini penjahat itu berbentuk Jendral bernama Gu Ja-woon (Ji Jin-hee) yang kelihatannya ramah dan bermoral tapi tunggu sampai ia membuka mulutnya. Kepentingannya jelas sekali. Sekali lagi, secara presentasi D.P. tetap mempesona. Sinematografinya selalu on point.
Pemilihan angle kamera dan color gradingnya membuat D.P. menjadi salah satu serial Korea yang terlihat sangat sinematik. Dengan iringan musik yang selalu mengharu biru dan editing yang mantap, D.P. berhasil membuktikan bahwa kegemilangannya di musim pertama bukan sekedar kebetulan.
D.P. dapat disaksikan di Netflix.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International
Simak Video "Junho 2PM Ditawari Perankan Superhero di Serial Terbaru Netflix"
[-]
(ass/ass)
Sentimen: negatif (100%)