Alasan Faisal Basri Pede Indonesia Bisa Selamat dari Resesi Global
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Ekonom senior Faisal Basri dengan tegas melawan asumsi ancaman resesi ekonomi yang bakal mengancam Indonesia. Namun, itu semua bukan karena pemerintah yang hebat.
"Indonesia itu (aman dari resesi) bukan karena hebat, tapi less connected terhadap apa yang terjadi di dunia," kata Faisal dalam acara diskusi di ASA Indonesia, Jumat (21/10).
Faisal turut menyinggung tingkat inflasi RI yang masih terbilang rendah sebagai bukti penguat bahwa Indonesia masih aman dari resesi.
Menurut data Bank Indonesia (BI), inflasi Indonesia ada di angka 5,9 persen per September 2022. Angka tersebut memang meningkat dari bulan sebelumnya di angka 4,6 persen, tapi masih lebih rendah dari perkiraan BI yang memprediksi tingkat inflasi tembus 6,2 persen.
"Risiko resesi memang tidak cukup besar. Namun kalau salah kelola, persiapan untuk menghadapi yang terburuk itu akan belum siap," imbuhnya.
Karena itulah, Faisal meminta pemerintah mempersiapkan diri agar ancaman resesi yang mengintai ekonomi global tidak menjalar ke Indonesia.
Ia berkaca pada peristiwa pada 2008 di mana ekonomi dunia anjlok. Kalau kejadian serupa kembali terulang, Indonesia masih akan berjuang memulihkan diri di saat dunia sudah pulih.
Bayang-bayang resesi memang mengintai ekonomi dunia akibat lonjakan inflasi di sejumlah negara yang dipicu perang Rusia-Ukraina. Namun, Jokowi tetap percaya diri ekonomi Indonesia bakal tetap tumbuh di atas 5 persen atau bahkan di atas 5,4 persen pada kuartal III 2022.
"Kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen, dan saya masih meyakini di kuartal ketiga ini kita juga masih tumbuh di atas 5 persen atau di atas 5,4 persen," kata Jokowi dalam pembukaan Trade Expo Indonesia ke 37, Rabu (19/10).
Orang nomor satu di Indonesia itu juga menyinggung beberapa pencapaian ekonomi RI, seperti realisasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia pada kuartal II 2022 yang sebesar 5,44 persen (year on year/yoy).
"Kita termasuk negara yang memiliki growth pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya," ujarnya.
[-]
(skt/sfr)Sentimen: negatif (100%)