Sentimen
Negatif (80%)
2 Agu 2023 : 12.35
Informasi Tambahan

BUMN: BNI, Bank Mandiri

Kasus: Zona Hijau

Tokoh Terkait

Duh! IHSG Masih Rawan Koreksi Nih Hari Ini

2 Agu 2023 : 12.35 Views 5

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Duh! IHSG Masih Rawan Koreksi Nih Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot pada perdagangan Selasa (1/8/2023).

IHSG melemah 0,65% ke posisi 6.886,5. IHSG kembali menyentuh level psikologis 6.800 pada akhir perdagangan Selasa, setelah sempat bertahan di zona psikologis 6.900.

Setidaknya ada lima sektor yang memberatkan IHSG pada Selasa, yakni sektor kesehatan sebesar 3,99%, sektor konsumer non-primer sebesar 1,77%, sektor industri sebesar 1,45%, sektor energi seebsar 1,42%, dan sektor properti sebesar 0,88%.

-

-

Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan Selasa.

Saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi pemberat terbesar IHSG pada Selasa, yakni mencapai 7,6 indeks poin.

Selain itu, dua saham bank raksasa juga menjadi pemberat IHSG Selasa. Adapun dua saham bank raksasa tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 7,2 indeks poin dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 3,8 indeks poin.

IHSG terkoreksi setelah selama dua hari beruntun mengalami penguatan. Sejatinya, IHSG sudah menguat sejak perdagangan 20 Juli lalu.

Namun pada perdagangan Kamis pekan lalu, IHSG terpantau ditutup menguat. Jika saja perdagangan Kamis pekan lalu ditutup menguat, maka IHSG mencatatkan penguatan selama delapan hari beruntun.

Koreksi IHSG dinilai wajar, karena sudah beberapa hari terakhir indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menghijau, sehingga investor kembali merealisasikan keuntungannya.

Di lain sisi, IHSG terkoreksi setelah dirilisnya data inflasi Tanah Air periode Juli 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi RI pada bulan lalu kembali turun menjadi 3,08% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,52%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan tren penurunan inflasi ini menunjukan stabilitas harga komoditas pangan.

"Angka tahunan ini menggambarkan inflasi menunjukkan harga-harga komoditas pangan relatif stabil dan terkendali," tegas Pudji, dalam Rilis BPS, Selasa (1/8/2023).

Adapun, angka inflasi yang turun hingga 3,08% membuktikan bahwa ramalan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo benar adanya. Perry memperkirakan inflasi Juli 2023 bisa turun hingga di bawah 3,5 persen, lebih rendah dibandingkan bulan lalu.

"Alhamdulillah bulan lalu (Juni) ada 3,5 persen (inflasi). Insyaallah bulan ini bisa di bawah 3,5 persen. Insyaallah tahun ini 3,3 persen," tegasnya, dikutip Selasa (1/8/2023).

Angka ini juga sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi yang memperkirakan inflasi tahunan bulan lalu turun menjadi 3,08%.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi RI pada bulan lalu mencapai 0,21%, lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya yang sebesar 0,14%.

Investor akan menyimak pergerakan Wall Street dan bursa Asia yang menunggu sejumlah data penting, termasuk PMI manufaktur dan ketenagakerjaan.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Usai berhasil menembus dan bertahan di atas MA 200, yang biasanya digunakan sebagai penanda suatu saham/indeks saham berada dalam posisi uptrend, IHSG juga masih di atas Fibonacci 78,6% (6.880) yang menjadi resistance penting akhir-akhir ini.

Pada Selasa, IHSG membentuk pola candlebearish marubozu dan berpotensi kembali menguji support penting terdekat di 6.880.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 58,68.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal dan di area positif, dengan kecenderungan yang menyempit dan berpotensi membentuk death cross.

Selasa, IHSG berpeluang menguji support penting terdekat, yakni di area Fibonacci 78,6% (6.882) sebelum menentukan arah selanjutnya. Area support selanjutnya di MA 200 (6.839).

Sedangkan, area resistance terdekat berada di level psikologis 6.900.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[-]

-

Tekanan Powell Mereda, IHSG Berpeluang Ditutup di Zona Hijau
(trp/trp)

Sentimen: negatif (80%)