Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Apple
Kab/Kota: Shanghai
Kasus: pengangguran
Tokoh Terkait
Bursa Asia Dibuka Menghijau Lagi, Tapi Shanghai Malah Loyo
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Selasa (1/8/2023), jelang rilis data aktivitas manufaktur di China, Jepang, dan Korea Selatan serta data ekonomi lainnya di kawasan tersebut.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,51%, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,66%, Straits Times Singapura tumbuh 0,27%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,29%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,22%.
Sedangkan untuk indeks Shanghai Composite China terpantau turun 0,18% pada pagi hari ini.
Di Jepang, China, Korea Selatan, Australia, dan Indonesia, data aktivitas manufaktur periode Juli 2023 yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) akan dirilis pada hari ini. Untuk China, giliran versi swasta (Caixin) yang akan dirilis hari ini.
Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur China versi Caixin cenderung sedikit turun menjadi 50,3, dari sebelumnya di angka 50,5 pada Juni lalu.
Sebelumnya kemarin, PMI manufaktur China versi resmi yakni NBS tercatat naik sedikit menjadi 49,3, dari sebelumnya di angka 49 pada Juni lalu. Meski mengalami kenaikan, tetapi PMI manufaktur NBS masih berada di zona kontraksi.
Jika PMI manufaktur versi Caixin naik sesuai prediksi, maka masih ada perbedaan antara data resmi (NBS) dengan data swasta (Caixin). Namun, perbedaan keduanya menandakan bahwa perekonomian China memang masih menentukan arah apakah sudah benar-benar pulih atau kembali lesu.
Sementara itu dari Australia, bank sentral (Reserve Bank of Australia/RBA) akan mengumumkan kebijakan suku bunga terbarunya pada hari ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan RBA akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,35%.
Prediksi kenaikan lagi suku bunga RBA ini terjadi meski inflasi terbaru Australia lebih rendah dari perkiraan, turun menjadi pertumbuhan 6% pada kuartal Juni.
Tingkat inflasi tahunan Australia mendekati target RBA antara 2%-3%, yang dapat mengindikasikan keputusan RBA untuk segera mempertahankan suku bunga acuannya.
Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas menguat cenderung mengikuti pergerakan bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,28% ke posisi 35.559,53, 0S&P 500 naik 0,15% ke 4.588,96, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,21% menjadi 14.346,02.
Perdagangan periode Juli 2023 resmi berakhir dan Wall Street berhasil mengakhirinya dengan torehan positif. Sepanjang Juli 2023, Dow Jones berhasil melonjak 5,04%, sedangkan S&P 500 melesat 4,85%, dan Nasdaq melompat 5,55%.
Ketiga indeks berhasil menorehkan kinerja yang cukup baik di Juli 2023, karena prospek membaiknya sentimen global, terutama prospek kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), meski The Fed mengisyaratkan masih akan bersikap hawkish, tergantung dengan data-data ekonomi AS kedepannya.
Sebelumnya pada pekan lalu, The Fed kembali menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam lebih dari 22 tahun setelah melewati kenaikan seperempat poin yang sangat dinantikan.
Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan bank sentral akan membuat keputusan berdasarkan data dari pertemuan demi pertemuan.
Investor semakin berharap tentang prospek skenario soft landing dalam beberapa pekan terakhir karena data ekonomi menunjukkan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja dan inflasi yang menurun, serta pendapatan kuartal II-2023 yang lebih baik dari harapan pasar.
Sementara musim pendapatan kuartal II-2023 yang sudah berjalan lebih dari setengahnya, investor menanti rilis laporan keuangan dari nama-nama emiten besar seperti Amazon dan Apple pada Kamis pekan ini, yang dapat "mengatur nada" untuk pasar lainnya.
Selain masih dari rilis kinerja keuangan kuartal II-2023, investor juga akan berfokus kepada perilisan data aktivitas manufaktur AS dan data tenaga kerja AS yang akan dirilis pada pekan ini.
Data aktivitas manufaktur AS periode Juli 2023 versi S&P Global dan ISM akan dirilis pada hari ini. Keduanya diprediksi mengalami kenaikan, tetapi keduanya terpantau masih berada di zona kontraksi, yang menandakan bahwa sektor manufaktur di AS masih lesu.
Sementara untuk data tenaga kerja AS yang akan dirilis pada hari ini yakni data JOLTS Job Openings. Adapun untuk data tenaga kerja AS lainnya yang akan dirilis pada pekan ini yakni data perubahan tenaga kerja ADP, data klaim pengangguran mingguan periode pekan lalu, dan data non-farm payroll (NFP.
Data tenaga kerja ini tentunya akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menentukan langkah kebijakan suku bunga acuannya berikutnya. Jika inflasi terus menurun, tetapi data tenaga kerja masih cukup kuat, maka The Fed masih akan mempertahankan sikap hawkish-nya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[-]
-
Powell Bikin Pasar Khawatir Lagi, Bursa Asia Merana
(chd/chd)
Sentimen: positif (50%)