Jakarta, CNBC Indonesia - Utang kartu kredit di Amerika Serikat (AS) saat ini mencapai nilai tertinggi. Fenomena ini menjadi perbincangan hangat warganet di seluruh dunia.

Elon Musk yang merupakan orang terkaya di dunia turut mengomentari fenomena tersebut. Dalam laporan kinerja bisnis Tesla Q2 2023, investor menanyakan soal alasan Musk membanting harga produk gila-gilaan.

Miliarder tersebut mengatakan bahwa dunia sedang mengalami kesulitan. Masyarakat tak lagi memiliki daya beli yang kuat, menyusul kondisi makroekonomi yang belum pulih.

-

-

"Bagi banyak orang, setiap bulan seperti gali lubang tutup lubang," ujarnya, dikutip dari YahooFinance, Selasa (1/8/2023).

"Kalau Anda lihat peningkatan utang kartu kredit, faktanya bahkan lebih parah ketimbang gali lubang tutup lubang. Utang kartu kredit terlihat sangat ngeri," ia menambahkan.

Data terbaru dari The Fed menunjukkan pinjaman masyarakat AS, termasuk kartu kredit, di semua bank komersil melonjak ke angka tertinggi senilai US$ 994 miliar pada Q2 2023, dikutip dari Insider.

Data dari Credit Karma menunjukkan Gen Z dan millenial mengalami peningkatan utang kartu kredit di Q2 2023. Bagi Gen Z, angkanya rata-ratanya naik 4,2% senilai US$ 3.300. Sementara itu, rata-rata milenial berutang lebih banyak 2,5% dengan rata-rata hampir US$ 7.000.

Data dari JP Morgan Chase Institute menunjukkan, dari 9 juta pengguna Chase, nilai tabungan mencapai angka terendah sejak April 2020.

Kekhawatiran Musk terhadap kondisi keuangan masyarakat luas sempat pula diumbar melalui tweet pada Desember lalu. Ia memberi peringatan bahwa peningkatan utang bisa melonjak karena kondisi makroekonomi.

-