Elon Musk Jajah Antariksa Bikin Zelensky Ketar-Ketir
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Maret lalu, Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Mark A. Milley dan pimpinan Angkatan Bersenjata Ukraina Valeriy Zaluzhnyi berkomunikasi via telepon. Mereka secara spesifik mendiskusikan soal invasi militer Rusia ke Ukraina.
Di sela-sela pembahasan itu, kedua pimpinan antar-negara itu juga berbicara soal Elon Musk. Zaluzhnyi mengangkat topik tentang Starlink, yakni satelit SpaceX milik Musk. Setidaknya begitu menurut 3 orang dalam yang familiar dengan perbincangan itu.
Pasalnya, Ukraina bergantung pada Starlink untuk menjamin kelancaran komunikasi di negara tersebut. Zaluzhnyi ingin memastikan akses komunikasi via Starlink tetap berlanjut, hingga cara menangani biaya untuk layanan tersebut.
Sebagai informasi, saat ini ada lebih dari 4.500 satelit Starlink yang mengorbit Bumi di antariksa. Angka itu berkontribusi sekitar 50% dari total satelit di luar angkasa, dikutip dari The New York Times, Senin (31/7/2023).
Musk sesumbar akan mengorbitkan 42.000 satelit baru dalam beberapa tahun ke depan. Dominasi Starlink menambah nilai SpaceX yang kini mendekati US$ 140 miliar.
Starlink selama ini fokus memberikan akses internet ke wilayah perang, area terpencil, serta berbagai titik yang diserang bencana alam. Di Ukraina, Starlink digunakan untuk koordinasi serangan drone dan pengumpulan data intelijen.
Aktivis di Iran dan Turki juga berupaya menggunakan layanan Starlink untuk menentang kontrol pemerintah. Departemen Pertahanan AS adalah klien besar Starlink, sementara militer Jepang juga tengah menguji coba teknologi tersebut.
Kontrol Elon Musk Bikin Dunia Was-WasMasalahnya, kontrol penuh Musk terhadap satelit Starlink menimbulkan kecemasan bagi para pimpinan negara di seluruh dunia. Pengusaha 52 tahun itu dianggap sembrono dan kerap menunjukkan sikap kontroversial.
Tak menutup kemungkinan jika sewaktu-waktu Musk bisa menutup akses internet Starlink di negara tertentu. Ia juga bisa menyebarkan informasi sensitif yang dikumpulkan satelitnya.
Kekhawatiran ini menjadi pembahasan di kalangan pimpinan negara. Sebab, hingga kini belum ada pesaing Starlink yang bisa dijadikan alternatif.
Di Ukraina, kekhawatiran itu sudah jadi kenyataan. Musk beberapa kali membatasi akses Starlink selama perang, menurut testimoni beberapa warga yang familiar dengan kondisi tersebut.
Bahkan, pada satu waktu, Musk pernah menolak permintaan militer Ukraina untuk mengaktifkan Starlink di dekat Krimea yang notabene adalah wilayah rampasan Rusia. Tahun lalu, Musk juga mengumumkan 'misi damai' untuk perang yang dinilai memihak ke Rusia.
Musk dan SpaceX menolak memberikan tanggapan soal laporan The New York Times.
[-]
-
Elon Musk Kuasai Orbit Bumi, China Lawan Habis-Habisan(fab/fab)
Sentimen: negatif (98.1%)