Sentimen
Positif (66%)
29 Jul 2023 : 17.41
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: London

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Waktu Manusia Tinggal 10 Tahun, Tanda Kiamat Bertebaran

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

29 Jul 2023 : 17.41
Waktu Manusia Tinggal 10 Tahun, Tanda Kiamat Bertebaran

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang panas di Bumi diperkirakan sudah di luar kendali manusia dalam 10 tahun mendatang. Setidaknya pada 2030, kenaikan suhu bumi diproyeksikan akan melampaui 1,5 derajat.

Apabila ramalan tersebut terjadi, manusia di Bumi akan terkena dampaknya secara langsung. Mulai dari peningkatan laju kepunahan spesies, gagal panen, hingga 'tipping point' pada perubahan sistem iklim yakni kematian koral dan mencairnya es di kutub.

Sejumlah negara kaya telah merencanakan untuk melakukan gerakan karbon netral. Namun gerakan tersebut baru terlaksana hingga 2050, yang diminta Sekjen PBB Antonio Guterres untuk dipercepat 10 tahun.

-

-

Pihak PBB juga mendorong seluruh manusia untuk melakukan pengurangan emisi secara global.

Sementara itu Ketua IPCC (Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim), Lee Hoesung mengakui pihaknya telah mengetahui cara menghindari fenomena tersebut. Namun mereka terkendala dengan kemauan politik antar negara.

"Kami tahu caranya, punya teknologi, peralatan, dan anggaran - semua yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan iklim yang sudah kita kenali sejak lama. Satu-satunya yang kurang adalah kemauan politik yang kuat," kata Lee Hoesung, dikutip dari AFP Sabtu, (29/7/2023).

Suhu Bumi diprediksi bakal terus memanas hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Pada 2100, IPCC memprediksi laju pemanasan global mencapai 1,8 derajat celcius dan setengah populasi manusia akan hidup di tengah kepanasan dan kelembaban ekstrem.

Panas dan kelembaban ekstrim akan melanda sejumlah negara. Mulai dari Asia Tenggara, sebagian Brasil hingga negara-negara di Afrika Barat.

Sekarang, pemanasan global juga telah dirasakan di Bumi. Suhunya telah melampaui 1,2 derajat Celcius lebih panas dari masa pra-industri.

Dampaknya cuaca ekstrem telah sering terjadi di Bumi. "Tahun paling hangat yang kita alami saat ini akan menjadi tahun terdingin di satu generasi," kata ilmuwan dari Imperial College London, Friederike Otto.

Es 20 kali Jawa lumer

Es di wilayah Antartika terus mencair. Catatan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada 27 Juni 2023 lalu, luas laut es-nya hampir 2,6 juta kilometer persegi atau di bawah rata-rata sepanjang tahun ini.

Luas tersebut 20 kali dari luas Pulau Jawa. Pulau tersebut memiliki luas sekitar 128.297 km persegi. Saat ini, Antartika masuk ke musim dingin, seharusnya pertumbuhan es laut lebih cepat. Namun ternyata tidak terjadi seperti periode serupa pada tahun-tahun sebelumnya.

"Pada fase pertumbuhan musim dingin, es laut Antartika mencapai rekor terendah sepanjang tahun ini," tulis NOAA dalam akun Twitternya, dikutip Live Science, Kamis (7/7/2023).

"Luas es laut mendekati setengah juta mil persegi di bawah batas terendah sebelumnya, diamati pada tahun 2022".

Penyusutan es laut telah terjadi hampir di seluruh pinggiran benua. Kecuali yang berada di Laut Amundsen dan Antartika Barat.

Hingga sekarang, es laut Antartika tersisa 11,7 juta km persegi. Diperkirakan area tersebut akan bertumbuh pada akhir September, saat luas es laut mencapai titik puncaknya yakni sekitar 18,4 juta km persegi.

Sementara titik terendah es laut terjadi pada akhir Februari hingga awal Maret, yakni saat musim semi dan musim panas. Total luas minimum saat itu adalah 2,5 juta km persegi.

Para peneliti telah melakukan pengukuran tingkat laut es Antartika. Secara konsisten terus di bawah rata-rata pada periode 1981-2010, dan rekor terendah harian sejak April 2023.


[-]

-

Nah Lho! Politisi AS Tak Percaya Global Warming, Sebut Tipuan
(fab/fab)

Sentimen: positif (66.5%)