Sentimen
Positif (88%)
26 Jul 2023 : 09.48
Tokoh Terkait

Pakai Jurus Ini, BI Pede Kredit Bank Bisa Tumbuh 11% di 2023

26 Jul 2023 : 09.48 Views 6

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Pakai Jurus Ini, BI Pede Kredit Bank Bisa Tumbuh 11% di 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit berada dalam kisaran 9-11% (yoy) pada tahun ini. Pertumbuhan yang diperkirakan hingga double digit ini akan ditopang oleh insentif likuiditas BI.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kredit/pembiayaan perbankan tumbuh melambat karena menurunnya permintaan kredit dari dunia usaha. Di tengah longgarnya sisi penawaran oleh tersedianya likuiditas, tingginya rencana penyaluran kredit, serta longgarnya standar penyaluran kredit/pembiayaan perbankan, korporasi cenderung mempercepat pelunasan kredit, dan berperilaku wait and see dalam meningkatkan rencana investasinya ke depan.

BI berkomitmen untuk terus mendorong penyaluran kredit/pembiayaan dari sisi penawaran perbankan dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

-

-

"Untuk itu, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial difokuskan pada sektor-sektor yang memiliki daya ungkit lebih tinggi bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, khususnya pada sektor hilirisasi (minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan), perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR, dan ultra mikro/UMi), serta ekonomi keuangan hijau," kata Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Selasa (25/7/2023).

Dengan demikian, BI akan meningkatkan insentif likuiditas bagi perbankan yang rajin menyalurkan kredit. Besaran insentif likuiditas ini dinaikkan menjadi 4% dari semula 2,8%.

Perry menuturkan bahwa insentif ini diyakini akan menambah likuiditas Rp 47,9 triliun ke sistem keuangan Tanah Air.

"Jadi dengan menambah insentif likuiditas itu adalah dari 2,8% ke 4%. BI tambah lagi insentif bagi bank-bank yang salurkan kredit tambahannya Rp 47,8 triliun," tegas Perry

Stimulus ini dikucurkan melalui implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS)/Unit Usaha Syariah (UUS) yang akan berlaku sejak 1 Oktober 2023.

Dalam kebijakan ini, BI akan melakukan menaikkan insentif likuiditas kepada bank penyalur kredit/pembiayaan pada sektor hilirisasi minerba dan hilirisasi nonminerba (termasuk pertanian, peternakan, dan perikanan), perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR, dan ultra mikro/UMi), serta ekonomi keuangan hijau.

Perry menjelasnkan penetapan besaran total insentif paling besar 4%, meningkat dari sebelumnya paling besar 2,8%, yang terdiri dari insentif untuk penyaluran kredit/pembiayaan kepada sektor tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, paling besar 2%, meningkat dari sebelumnya 1,5%.

BI juga akan memberikan insentif kepada bank penyalur kredit/pembiayaan inklusif ditingkatkan dari sebelumnya 1% menjadi 1,5%, dengan rincian 1% untuk penyaluran kredit UMKM/KUR dan 0,5% untuk penyaluran kredit UMi dan tak lupa, insentif terhadap penyaluran kredit/pembiayaan hijau menjadi paling besar 0,5%, meningkat dari sebelumnya 0,3%.

Sementara itu, implementasi KLM akan dilakukan melalui pengurangan giro di Bank Indonesia dalam rangka pemenuhan GWM dalam Rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata.


[-]

-

Pembiayaan Korporasi Naik 24%, Efek Puasa & Lebaran?
(haa/haa)

Sentimen: positif (88.8%)