Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: University of California
Kab/Kota: California
Tokoh Terkait
Bumi Tak Siap Badai Matahari Super, Bisa Kiamat Internet
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Sangeetha Abdu Jyothi, asisten Profesor dari University of California, Irvine, Amerika Serikat, memaparkan infrastruktur yang kini digunakan dalam kehidupan modern warga Bumi tak siap menghadapi badai Matahari super.
Pasalnya, badai matahari super ini bisa menyebabkan kiamat internet selama berbulan-bulan. Sehingga menurutnya, badai Matahari super bisa mengancam kehidupan manusia modern yang bergantung kepada internet.
"Infrastruktur kita tidak siap untuk peristiwa matahari skala besar. Kami memiliki pemahaman yang sangat terbatas tentang sejauh mana kerusakan yang akan terjadi," ujar Jyothi.
Dia menyampaikan hal tersebut dalam makalah yang dipaparkan pada konferensi Asosiasi Teknis Komputer Kelompok Peminatan Khusus pada Data dan Komunikasi (SIGCOMM) 2021 yang digelar pada 23 sampai 27 Agustus lalu secara daring.
Badai matahari besar atau super ini mengirim partikel magnetik ke Bumi dengan kecepatan hingga jutaan kilometer per jam dan bisa menimbulkan badai geomagnetik di atmosfer Bumi.
Imbas dari badai Matahari ini bisa memicu gangguan pada perangkat elektronik dan repeater sinyal elektronik yang digunakan untuk mengirimkan data melalui kabel bawah laut.
Badai matahari besar ini dikatakan akan memberi efek yang cukup kuat hingga memutus internet selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.
Badai Matahari ini disebabkan oleh Matahari yang mengirim partikel bermuatan ke luar angkasa. Ketika partikel-partikel itu menyerang magnetosfer Bumi, sehingga disebut menyebabkan badai.
Akibat dari badai ini bisa memicu gangguan pada perangkat elektronik akibat badai geomagnetik. Gangguan tersebut seperti gangguan GPS, sinyal handphone (hp), hingga meledakkan trafo listrik.
Selain infrastruktur komunikasi di Bumi, badai Matahari juga bisa mempengaruhi satelit di atmosfer, yang juga akan menyebabkan gangguan pada internet, sinyal ponsel, televisi satelit dan navigasi GPS.
Berapa sering badai matahari terjadi?
Jyothi mengatakan para peneliti memperkirakan persentase dampak badai Matahari terhadap Bumi berada di sekitar 1,6 persen hingga 12 persen setiap satu dasawarsa.
Sandra Chapman, dari Center for Fusion, Space and Astrophysics, Universitas Warwick menyebut badai magnet 'parah' terjadi dalam 42 kali dari 150 tahun terakhir.
Sedangkan badai super 'hebat' yang lebih kuat terjadi dalam 6 kali dari 150, atau sekitar setiap 25 tahun. Biasanya badai itu hanya berlangsung beberapa hari.
Matahari sebenarnya selalu menyirami bumi dengan partikel megnetik yang disebut angin Matahari. Namun, sebagian besar angin Matahari ini bisa dihalau oleh perisai medan magnet Bumi.
Namun setiap satu abad atau lebih, angin itu meningkat menjadi badai matahari besar, sehingga bisa mengancam kehidupan modern.
Sampai saat ini, tercatat hanya ada beberapa laporan tentang dampak badai Matahari besar terhadap Bumi, yakni pada 1859 dan 1921.
(lnn/eks)[-]
Sentimen: negatif (100%)