Sentimen
Negatif (98%)
24 Jul 2023 : 05.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: California, Biak

Tokoh Terkait

7 Fenomena Alam Aneh, Badai Abadi hingga Sungai Nil Merah Darah

24 Jul 2023 : 05.45 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Tekno

7 Fenomena Alam Aneh, Badai Abadi hingga Sungai Nil Merah Darah
Jakarta -

Alam raya dipenuhi berbagai fenomena, mulai dari yang menakjubkan hingga aneh dan sulit dijelaskan. Fenomena ini menantang pemahaman kita tentang cara kerja Bumi dan menawarkan gambaran sekilas tentang kekuatan luar biasa yang membentuk planet kita.

Berikut adalah tujuh fenomena alam aneh dan mengejutkan dari seluruh dunia, yang bisa memperluas cakrawala pengetahuan kita, dirangkum detikINET dari berbagai sumber.

Fenomena brinicle. Foto: Owlvacation

1. Brinicle, Tornado Bawah Laut

Brinicle adalah sebuah fenomena alam tak biasa di bawah laut yang mematikan, berupa stalaktit es yang terbentuk di perairan Antartika akibat perbedaan suhu baik di permukaan (yaitu sekitar -20ºC) maupun di kedalaman (dari -2 ° C).

-

-

Wujud brinicle tampak seperti jari sehingga kerap disebut fenomena jari es di dalam laut. Setiap makhluk laut yang tinggal di bawah sana, dapat terperangkap pada pusaran brinicle. Jika itu terjadi, mereka seketika membeku dan mati. Fenomena langka yang juga disebut sebagai tornado bawah laut ini hanya muncul di daerah laut tertentu yang bersuhu sangat dingin, seperti di Kutub Utara dan Kutub Selatan.

Sungai bawah laut di Laut Hitam. Foto: Ecology Center

2. Sungai di Bawah Laut Hitam

Sungai bawah laut di Laut Hitam pertama kali ditemukan oleh Dr. Dan Parson dan timnya dari University of Leeds pada 1 Agustus 2010. Mereka menemukan bahwa sungai tersebut merupakan saluran air asin yang mengalir deras di sepanjang dasar Laut Hitam dan melewati Laut Hitam.

Penemuan tersebut mengkonfirmasi keberadaan perairan semacam ini, dan ilmuwan di seluruh dunia mempertimbangkan kemungkinan adanya lebih banyak sungai di bawah laut dan di dasar laut. Alasan terbentuknya sungai tersebut bisa bermacam-macam. Kadang-kadang, sungai bawah laut berasal dari bagian yang lebih besar dari laut di bawahnya dan mengalir, serta membawa banyak sedimen. Lalu seiring waktu, aliran ini mengubahnya menjadi sungai lengkap yang memiliki badan sungai sendiri.

Fenomena Badai Abadi Petir Catatumbo. Foto: Fernando Flores

3. Catatumbo, Tempat Badai Abadi

Petir, kilat, atau halilintar adalah fenomena alam yang biasanya muncul di musim hujan dengan kemunculan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Tapi di Catatumbo, Venezuela, petir tidak berhenti terjadi.

Karena keanehannya ini, fenomena tersebut dikenal sebagai Catatumbo Lightning (Petir Catatumbo) dan Badai Abadi. Wilayah ini menarik 1,2 juta sambaran petir per tahun. Itu berarti, terjadi sekitar 28 sambaran petir setiap menit.

Titik listrik ini, tempat Sungai Catatumbo bermuara di Danau Maracaibo di ujung barat laut Venezuela, diyakini sebagai tempat yang paling banyak disambar petir di Bumi. Berbagai spekulasi mencoba menjelaskan fenomena ini, mulai dari kandungan uranium, tingkat konduktivitas tinggi, hingga faktor topografi dan pola angin yang unik di kawasan itu.

Ilustrasi 'hujan darah' di Kerala, India. Foto: ExplorerWeb

4. Hujan Merah Darah di India

Hujan merah darah pertama kali terjadi di Kerala pada tahun 1896, dan terjadi hingga beberapa kali sejak itu. Pada tahun 2001, antara 25 Juli dan 23 September, penduduk setempat melaporkan bahwa hujan berwarna merah mengguyur wilayah tersebut dengan deras hingga menodai pakaian menjadi merah muda.

Hasil studi menemukan bahwa hujan berwarna merah diakibatkan spora udara dari genus trentepohlia. Ini adalah sejenis ganggang hijau yang berkembang biak di daerah tersebut. Spora dari ganggang udara yang berkembang biak secara lokal telah mewarnai hujan. Partikel merah tersuspensi dalam air hujan, membuat tetesan air hujan berwarna merah darah.

Batu bergerak di Death Valley. Foto: Plos One

5. Batu Berjalan Sendiri

Di Racetrack Playa, dasar danau kering di Taman Nasional Death Valley di California, Amerika Serikat, ada fenomena aneh yang sulit dijelaskan. Batu-batu di sana bisa berpindah tempat dan berjalan sendiri dalam jarak yang cukup jauh.

Bebatuan ini melintasi area Death Valley dan meninggalkan jejak yang tampak menakjubkan saat dilihat dari udara. Selama bertahun-tahun, pergerakan bebatuan ini menjadi misteri. Akhirnya pada 2014, teka-teki ini terpecahkan.

Peneliti menemukan bahwa batu-batu itu digerakkan oleh panel-panel es tipis yang meleleh, dan didorong oleh angin sepoi-sepoi, di musim dingin. Batu berlayar atau batu geser dari Racetrack Playa telah diamati dan dipelajari sejak awal 1900-an.

Ilustrasi burung bermigrasi. Foto: dokumentasi Yayasan Kiara

6. Lembah 'Bunuh Diri' Burung

Desa Jatinga adalah sebuah komunitas kecil misterius di Distrik Dima Hasao, India. Jatinga dikenal dengan fenomena alam aneh tentang burung yang 'bunuh diri'. Penduduk setempat menggambarkan desa itu dengan sebutan berbau mistis, yakni lembah kematian bagi burung.

Betapapun tidak masuk akal kedengarannya, beberapa ilmuwan dan ahli burung terbaik dunia belum ada yang bisa menjelaskan fenomena ini. Bermacam teori tersebut mulai dari kondisi geografi dan cuaca hingga dugaan medan magnet Bumi yang kuat di wilayah tersebut sehingga menyebabkan burung disorientasi dan menabrakkan diri.

Sungai Nil berwarna merah darah. Foto: ESA

7. Gelombang Merah Darah Sungai Nil

Sungai Nil pernah menampakkan fenomena aneh dengan mengalirkan air berwarna merah darah. Foto satelit penampakan Sungai Nil berwarna merah mengingatkan pada kisah yang tertulis pada Kitab Suci, tentang azab yang ditimpakan kepada bangsa Mesir Kuno. Salah satu 'kutukan' itu adalah berubahnya air Sungai Nil menjadi darah.

Namun tentu saja peristiwa itu bukan azab sebagaimana tertulis dalam Alkitab. Perubahan warna merah yang terjadi pada Sungai Nil kala itu dapat dijelaskan secara ilmiah. "Warna merah menunjukkan adanya vegetasi tanaman di sepanjang sungai karena memotong gurun di sekitarnya," demikian keterangan Europan Space Agency.

Simak Video "5 Fenomena Langit yang Akan Terjadi di Maret 2023 "
[-]
(rns/rns)

Sentimen: negatif (98.5%)