Sentimen
Negatif (100%)
22 Jul 2023 : 05.51
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Tulungagung, Paris

Kasus: pembunuhan

Pasutri di Tulungagung Tewas Dibantai, Anak Yakin Motifnya Bukan Karena Batu Akik

22 Jul 2023 : 12.51 Views 3

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Pasutri di Tulungagung Tewas Dibantai, Anak Yakin Motifnya Bukan Karena Batu Akik

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG -- Kasus pembunuhan pasangan suami istri di Desa/Kecamatan Ngantru Tulungagung, Jawa Timur masih meninggalkan misteri.

Meskipun 'sang jagal' pasangan Tri Suharno dan Ning Nur Rahayu telah ditangkap, namun ada sejumlah keanehan yang belum terpecahkan.

Tersangka pembunuh pasutri tersebut adalah Edi Porwanto (43) alias Glowoh.

Dua anak korban yaitu Gustama Albar Al Muzaki (28) dan Nabela Eva Nabatasari (22) pun meminta pedampingan penasihat hukum Hotman Paris Hutapea.

Baca juga: Fakta Pembunuhan Sopir Taksi Online di Bandung, Motif Pelaku hingga Tak Niat Membunuh

Melalui Tim Hukum Hotman 911, Hotman Paris resmi mendampingi ahli waris pasutri korban pembunuhan tersebut.

Sebelumnya kedua anak korban, mengunggah video aduan ke Hotman Paris Hutapea dan tim hukum Hotman 911 lewat media sosial dan menyatakan butuh pihak yang kuat untuk mendampingi menghadapi kasus pembunuhan ini.

“Kami berharap kasus ini terungkap sejelas-jelasnya dan kami mendapat keadilan seadil-adilnya,” ujar Gustama bersama tim Hotman 911.

Gustama pun menegaskan dirinya curiga ada pihak lain yang terlibat pembunuhan kedua orang tuanya.

Salah satu alasannya karena Suharno tidak kenal baik dengan tersangka.

Mereka memang hidup di satu dusun yang sama, namun tidak kenal dekat dan bergaul akrab.

“Bapak juga bukan orang yang suka akik. Karena itu alasan pembelian akik itu juga aneh,” sambung Gustama.

Indikasi lainnya, Suharno sempat melihat dua orang mencurigakan di depan rumah.

Mereka ada di luar pagar saat Glowoh bertamu ke rumah.

Baca juga: Sosok Arya Lesmana, Pelaku Pembunuhan Mahasiswi di Sumut, Tega Habisi Nyawa Mantan Pacar

Keberadaan dua orang asing itu disampaikan Suharno kepada Nabela.

Sentimen: negatif (100%)