Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Perum BULOG
Kab/Kota: New Delhi
Tokoh Terkait
Overstok Kita di Atas 2 Juta Ton!
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
India punya rencana untuk menyetop ekspor beras. Rencana ini muncul demi menekan harga beras yang tengah meroket di negara tersebut.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo buka suara soal wacana tersebut. Dia tak mau banyak bicara mengenai rencana India, Syahrul cuma memastikan sampai saat ini ketersediaan beras di Indonesia masih cukup.
"Sejauh ini saya lihat ketersediaan kita cukup kok. Kalau nanya impor jangan saya deh," kata Syahrul ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).
Dia menambahkan sampai Juli masih ada panen yang diperkirakan akan menyentuh kapasitas 800 ribu per hektare. Dia menjamin stok beras masih berada di sekitar 2 jutaan ton.
"Sampai Juli ini kami punya panen di atas 800 ribu hektare dan Agustus kita masih ada panen di atas 800 ribu hektare. Overstock kita masih di atas 2 juta," ungkap Syahrul.
Mengutip Bloomberg, Senin (17/7/2023) menurut sumber, saat ini India sedang khawatir kenaikan harga beras di dalam negeri akan memicu naiknya angka inflasi. Oleh sebab itu kebutuhan dalam negeri harus diutamakan agar harga bisa tetap terkendali.
Langkah ini diyakini bisa menurunkan harga komoditas di dalam negeri. Namun ada risiko harga di dunia melambung. Harga beras eceran di New Delhi telah naik sekitar 15% tahun ini sementara harga rata-rata nasional naik 8%, menurut data dari kementerian pangan.
Sampai saat ini Kementerian Industri Pengolahan Makanan India, Kementerian Perdagangan India dan Kementerian Keuangan India belum memberikan konfirmasi lebih lanjut akan kabar tersebut.
Indonesia sendiri, menjadi negara yang belakangan ini melakukan impor dari India. Salah satunya masuk dalam bagian impor beras sebanyak 500.000 ton di awal 2023.
Menanggapi itu, Perum Bulog sebagai BUMN Pangan yang mendapatkan tugas mengimpor beras menyatakan bahwa India hanya salah satu negara alternatif bagi Indonesia. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, jumlah impor terbanyak yang dilakukan Indonesia adalah dari Thailand dan Vietnam.
"India memang menjadi salah satu alternatif negara untuk memenuhi impor beras kita. Namun demikian, kalau dilihat dari kesediaan dan realisasi impor beras tahun kemarin dan tahun ini yang terbanyak adalah dari Thailand dan Vietnam," katanya kepada detikcom.
Iqbal juga mengatakan dalam paket tahap satu impor beras awal 2023, impor beras dari India hanya 5.000 ton saja. Sementara dari Thailand dan Vietnam tetap terbanyak dan sebagian juga ada dari Pakistan.
"Yang India ada paket yang 500.000 ton, itu hanya sekitar 5.000 ton dari India," jelasnya.
Iqbal mengatakan Perum Bulog tidak ada kontrak dengan India di importasi beras berikutnya. Tahap dua telah masuk 300.000 ton dari Thailand dan Vietnam, begitu juga pada tahap ketiga impor beras nantinya tidak terdapat kontrak dengan India.
(hal/rrd)Sentimen: positif (66.7%)