Bank Indonesia (BI) mencatat permintaan pembiayaan oleh rumah tangga menggunakan utang atau kredit melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

BI menyebut hal ini terindikasi dari responden rumah tangga yang menambah pembiayaan melalui utang/kredit pada Juni 2023 9,7% dari total responden, sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya 10,7%.

Dari data BI biasanya rumah tangga menarik kredit dari bank umum untuk kredit multi guna, kredit kendaraan bermotor, kredit peralatan rumah tangga, kredit pemilikan rumah dan kartu kredit.

-

-

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan ke depan penambahan utang oleh rumah tangga diramal meningkat.

Ini sejalan dengan responden rumah tangga yang berencana menambah pembiayaan pada 3 bulan mendatang. "Pada rencana pengajuan pembiayaan ke depan, bank umum diprakirakan masih jadi sumber utama untuk kebutuhan utang atau kredit," kata dia dalam keterangannya, Selasa (18/7/2023).

BI juga mencatat kredit korporasi, berdasarkan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 17,8%, lebih tinggi dari SBT 12,5% pada Mei 2023.

Erwin menjelaskan Mayoritas pembiayaan bersumber dari dana sendiri diikuti pembiayaan yang berasal dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, yang keduanya meningkat dibanding bulan sebelumnya.

Kemudian penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Juni 2023 terindikasi tumbuh terbatas dibandingkan bulan sebelumnya.

SBT penyaluran kredit baru pada Juni 2023 tercatat sebesar 81,7%, sedikit lebih rendah dari SBT 82,6% pada bulan sebelumnya.

"Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain," kata dia.

Sementara itu, untuk keseluruhan kuartal II 2023, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diprakirakan meningkat.