X Corp, perusahaan milik Elon Musk, menggugat empat orang yang dituding melakukan scraping (mengumpulkan) data pengguna dari Twitter.

Gugatan tersebut didaftarkan di pengadilan Dallas County, Texas, Amerika Serikat, pada 6 Juli lalu dengna biaya ganti rugi mencapai USD 1 juta, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (14/7/2023).

Dalam gugatan tersebut, keempat orang yang tak disebutkan namanya itu (hanya diidentifikasi berdasarkan alamat IP) secara ilegal mengumpulkan data pengguna Twitter, dan hal tersebut melanggar aturan penggunaan Twitter.

-

-

Disebutkan bahwa pengguna alamat IP tersebut membanjiri laman pendaftaran Twitter dengan "permintaan terotomatisasi". Aksi tersebut menurut Twitter membebani server mereka dan mengganggu pengalaman pengguna lain.

X Corp mengaku tak bisa menemukan identitas dari keempat individu yang mereka gugat tersebut. Namun yang jelas aksi tersebut dianggap bisa memperkaya mereka dan merugikan X Corp.

"Menanggapi permintaan yang sangat besar terhadap server X Corp dari data scraper yang sangat agresif, X Corp sampai harus membatasi jumlah Tweet yang bisa dilihat oleh pengguna setiap harinya," tulis X Corp dalam gugatan tersebut.

Namun gugatan ini mungkin akan mengalami hambatan, pasalnya US Ninth Circuit of Appeals pada 2022 lalu menyebut kalau data scraping ke data yang tersedia ke publik tidak melanggar Computer Fraud and Abuse Act.

Sejak mengakuisisi Twitter, Musk memang sudah melakukan sejumlah perubahan besar untuk menyetop perusahaan AI yang melakukan scraping data Twitter, yang dilakukan untuk melatih model AI mereka.

Termasuk membatasi jumlah kicauan yang bisa dibaca oleh pengguna dan mengancam Microsoft atas tudingan menggunakan data Twitter secara ilegal untuk melatih model AI-nya.

Simak Video "Twitter Kamu Kena 'Rate Limit Exceeded'? Begini Kata Elon Musk"
[-]
(asj/asj)