Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Shanghai
Tokoh Terkait
AS Bawa Kabar Gembira, Bursa Asia Ditutup Cerah Bergairah
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup kompak menghijau pada perdagangan Kamis (13/7/2023), meski ada kabar kurang menggembirakan dari China.
Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melejit 1,49% ke posisi 32.410,301, Hang Seng Hong Kong meroket 2,6% ke 19.350,619, Shanghai Composite China melonjak 1,26% ke 3.236,48, Straits Times Singapura terbang 1,99% ke 3.238,46.
Berikutnya ASX 200 Australia melompat 1,56% ke 7,246.9, KOSPI Korea Selatan menguat 0,64% ke 2.591,23, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir naik tipis 0,03% menjadi 6.810,21.
Dari China, data perdagangan dilaporkan melambat, menandakan bahwa perekonomian negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut sedang lesu.
Data Administrasi Umum Kepabeanan melaporkan ekspor negeri itu anjlok 12,4% tahun ke tahun (year-on-year/yoy) di Juni. Ini merupakan kedua kali berturut-turut ekspor turun.
Hal tersebut menjadi tanda baru pertumbuhan ekonomi Tirai Bambu lesu. Ekspor diketahui adalah pilar utama pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Meski rebound singkat terjadi pada Maret dan April lalu, ekspor telah menurun sejak Oktober 2022. Penurunan pada Juni ini lebih tajam dari bulan sebelumnya, meski di bawah perkiraan ekonom yang disurvei Bloomberg sebesar 15,3%.
Dari data resmi yang sama, diketahui juga impor mengalami penurunan. Impor turun 6,8% dibandingkan periode yang sama.
"Ancaman resesi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, dikombinasikan dengan inflasi, telah menyebabkan permintaan yang tidak terlalu tinggi untuk produk China," kata juru bicara Bea Cukai China, Lyu Daliang.
Meski ada kabar kurang menggembirakan dari China, tetapi pelaku pasar global cenderung gembira setelah rilis data inflasi AS periode Juni 2023.
Inflasi konsumen (consumer price index/CPI) AS pada Juni lalu naik 3% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari posisi Mei lalu yang tumbuh 4%. Angka ini juga sedikit lebih baik dari prediksi pasar disurvei oleh Dow Jones sebesar 3,1%.
Laju inflasi Juni juga menjadi yang terendah sejak Maret 2021 di mana inflasi menyentuh 2,6%.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam juga melandai mencapai 0,2% pada Juni 2023, dari sebelumnya yang naik 0,1% pada Mei lalu. CPI bulanan juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi inflasi akan ada di angka 0,3%.
CPI bulanan dipicu oleh sektor perumahan serta makanan. Kendati demikian, harga pangan AS hanya naik 0,1% (mtm) pada Juni, lebih rendah dibandingkan 0,2% (mtm) pada Mei.
Sementara itu, CPI inti AS mencapai 4,8% (yoy) pada Juni 2023, dari sebelumnya naik 5,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Secara bulanan, CPI inti mencapai 0,2% (mtm) pada Juni tahun ini, lebih rendah dibandingkan 0,4% pada Mei.
CPI inti juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi CPI inti di angka 5% (yoy) dan 0,3% (mtm).
Dengan inflasi konsumen yang melandai, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) diharapkan bisa melunak secepatnya.
Chairman The Fed, Jerome Powell sudah mengisyaratkan jika The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan setelah menahan suku bunga pada Juni di kisaran 5,0-5,25%.
Pasar kini berekspektasi 94,2% jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada akhir bulan ini. Ekspektasi cenderung sedikit meningkat dibandingkan pada semalam waktu Indonesia yang masih sebanyak 93%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[-]
-
Bursa Asia Dibuka Loyo, IHSG Bakal Pesta Sendirian Lagi?
(chd/chd)
Sentimen: negatif (99.6%)