Aturan Baru Spin Off UUS Bahan Bakar Industri Bank Syariah
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam waktu dekat akan merilis ketentuan mengenai spin off atau pemisahan unit usaha syariah (UUS) dengan bank induknya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan dalam spin off nanti, akan ada beberapa UUS yang dijadikan satu demi memperkuat industri perbankan syariah.
Dengan demikian nantinya akan ada bank syariah dengan skala bisnis yang menyerupai PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BRIS, berdasarkan nilai asetnya.
Pengamat pasar modal syariah Reza Priyambada mengatakan bahwa hal itu akan memberikan dampak positif terhadap industri perbankan syariah. Semakin banyak pemain akan linier dengan popularitas keuangan syariah.
"Kalau pemain besarnya semakin banyak, masyarakat punya makin banyak pilihan bank syariah. Nantinya akan membuat pasar syariah semakin besar," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/7/2023).
Selain itu, lanjut Reza, kehadiran bank syariah besar lain akan meningkatkan level kompetisi di industri. Alhasil, setiap bank syariah akan memacu layanan dan pada akhirnya berimbas kepada kinerja bottom line masing-masing.
Reza menambahkan ceruk pasar ekonomi syariah di Indonesia masih sangat besar, sehingga kehadiran pemain besar lain tidak akan menggerus pemain yang sudah ada.
Hal itu seiring dengan upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai episentrum industri halal perlu didukung oleh industri keuangan. Oleh karena itu negara ini membutuhkan bank syariah besar yang memiliki kemampuan penyaluran pembiayaan dan produk yang komprehensif.
Berdasarkan Data State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2020/2021, ekonomi syariah Indonesia berada pada urutan keempat, setelah Malaysia, UAE, Bahrain, dan Arab Saudi. Indikator yang menjadi penilaian antara lain keuangan syariah, pariwisata, industri fesyen, obat-obatan, kosmetik, dan produk makanan.
Dari seluruh indikator tersebut, Indonesia rata-rata masih berada dalam peringkat 10 besar. Ada dua sektor yang masuk dalam peringkat 5 besar, yakni makanan dan minuman serta fesyen.
Adapun saat ini BSI merupakan bank syariah terbesar di Indonesia. Bermodal aset Rp 313,25 triliun per Maret 2023, BSI merupakan satu-satunya bank syariah yang masuk dalam daftar 10 bank terbesar di Indonesia.
Lawan terdekat entitas bank syariah BSI saat ini adalah PT Bank Muamalat Tbk. yang per 31 Maret 2023 memiliki aset Rp 61,6 triliun. Sementara itu, UUS terbesar saat ini adalah CIMB Niaga Syariah yang memiliki aset 63 triliun.
Saham Emiten Bank SyariahReza juga mengatakan bahwa pertumbuhan kinerja bank syariah seiring dengan meningkatnya kompetisi antar-bank syariah, akan menjadi stimulus positif terhadap emiten bank syariah. Tercatat saat ini ada 4 bank syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK), PT BTPN Syariah Tbk. (BTPS), dan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS).
"Saat kinerja emiten bank syariah naik, itu akan jadi satu pertimbangan pelaku pasar masuk ke saham tersebut," katanya.
Adapun (BSI) meraih laba bersih Rp1,46 triliun pada kuartal I 2023, naik 47,6% secara tahunan (yoy). Pada periode yang sama laba bersih secara konsolidasi BTPS Rp 424,72 miliar, naik 3,34% yoy. Kemudian, PNBS mencatat laba bersih senilai Rp 60,21 miliar, naik 68,46% yoy.
Kontras, Bank Aladin Syariah membukukan rugi tahun berjalan yang pada kuartal I/2023 sebesar Rp 46,17 miliar, naik 4,98%.
[-]
-
Belajar dari BSI, OJK Minta Bank Lakukan Ini(mkh/mkh)
Sentimen: positif (88.9%)