Digitalisasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Punya Banyak Tantangan, Bisakah Indonesia Menaklukkan?
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El Himam, membeberkan tantangan digitalisasi di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Neil mengungkapkan, pada waktu pandemi memang terjadi akselerasi yang luar biasa terhadap transformasi digital, hampir semuanya beralih digital. Bahkan ketika ada pembatasan pergerakan, banyak orang yang tidak bisa datang lagi ke restoran.
Hal itu pun membuat restoran-restoran tutup. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa restoran yang tutup mulai beralih membuat makanan yang dibekukan dan dapat dipesan oleh masyarakat melalui online.
"Nah itu merupakan bentuk transformasi digital yang ada," kata Neil dalam diskusi Lintas Generasi: Geliat Industri hiburan dan pariwisata pasca pandemi, yang berlangsung pada Minggu 9 Juli 2023.
Selain itu, transformasi juga dilakukan oleh industri pertunjukan hiburan. Dimana banyak acara musik yang beralih ke virtual. Awalnya lumayan berjalan dengan baik, namun konser virtual tidak bisa menggantikan pengalaman jika menonton langsung.
Oleh karena itu, sekarang penjualan tiket konser langsung habis atau sold out, baik tiket konser artis nasional maupun internasional. Hal itu membuktikan bagaimana pengalaman itu penting.
Virtual TourismNamun demikian ketika sudah masuk ke digital banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan utamanya dari sisi ekonomi digital. Misalnya dari sektor wisata, Kemenparekraf sempat menggagas tour guide virtual tourism, untuk mereka yang membeli paket pariwisata secara virtual.
Melalui gagasan tersebut, bagi masyarakat yang membeli paket pariwisata bisa melakukan komunikasi secara interaktif dengan tour guide dari jarak jauh. Tetapi gagasan itu belum bisa berjalan optimal karena masalah bandwidth.
"Cuma waktu itu belum bisa benar karena masalah bandwith. Itu yang mudah-mudahan bisa kita solusikan, karena itu bisa memberikan preview sebelum masyarakat datang langsung ke lokasi pariwisata. Itu bisa menjadi daya tarik baru untuk menarik masyarakat," ujarnya.
Dongkrak Literasi DigitalLebih lanjut, Neil mengakui banyak sekali tantangan dalam melakukan transformasi di bidang digital. Maka dari itu, Pemerintah melalui Kemenparekraf banyak program yang dilakukan untuk mentransformasikan hal ini.
"Karena memang salah satu yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan literasi digital masyarakat baik pelaku usahanya maupun masyarakat sebagai konsumen," ujarnya.
Menurutnya, dalam melakukan transformasi digital tidak bisa dilakukan satu persatu melainkan harus menyeluruh. Bukan hanya soal infrastruktur dan literasi digitalnya saja, tapi termasuk masalah keamanan.
"Jangan sampai data pribadi masyarakat bocor, dan itu menjadi tantangan tersendiri, itu perlu dipelajari dan mengedukasi kepada masyarakat agar data pribadi tidak boleh diumbar, kita boleh masuk ke transformasi digital tapi ada juga batasan yang harus dijaga," pungkasnya.
Sentimen: positif (79.5%)