Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Hyundai
Kab/Kota: Semarang, Ungaran
Kasus: kecelakaan
Tokoh Terkait
Pertama di Indonesia Bus Diuji Tabrak, Muka Bus Dihantam Baja 1,5 Ton
Detik.com Jenis Media: Otomotif
Laksana menjadi perusahaan karoseri bus pertama di Indonesia yang melakukan crash test untuk bagian depan bus. Demonstrasi ini dilakukan untuk mencari tahu seaman apa pengemudi bus dan akses pintu depan ketika mengalami kecelakaan frontal. Nama tes ini dinamakan UN ECE R29.
Keamanan dan keselamatan menjadi kunci penting bagi perjalanan angkutan , baik mode kendaraan darat, udara, maupun air. Laporan jumlah kecelakaan LLAJ (Lalu Lintas Angkutan Jalan) Indonesia sendiri melaporkan angka kecelakaan kendaraan di Indonesia cukup tinggi.
Menurut Buku Statistik Investigasi Kecelakaan Transportasi KNKT tahun 2022, sebanyak 64% dari total kasus kecelakaan LLAJ merupakan kecelakaan tabrak depan, dimana lebih dari 30% diantaranya merupakan kecelakaan tabrak depan bus. Tak ayal sebagian besar korban dari kecelakaan bus tabrak depan ini di antaranya adalah pengemudi bus dan kernet.
Crash test bus UN ECE R29 di karoseri Laksana Foto: Luthfi Anshori/detikOtoLaksana berupaya terus memperbarui kualitas dan fitur keselamatan bus termutakhir dan terdepan dalam industri transportasi dan pariwisata. Berkomitmen menjadi pioner keselamatan berkendara (pioneer of safety) Laksana secara berkala memperbarui teknologi keselamatan berkendara untuk mendukung keamanan dan kenyamanan awak bus, juga penumpang.
Setelah berhasil mengantongi sejumlah standar keselamatan berkendara, kali ini Laksana mengenalkan fitur keselamatan yang ada pada bus saat menghadapi benturan. Melalui demonstrasi benturkan bagian depan struktur kendaraan bus, Laksana menunjukkan kekokohan bus dalam menjamin keselamatan pengemudi dan penumpang dari Bus.
"Hampir lima dekade Laksana terus berusaha untuk memberikan fitur termutakhir pada produk kami. Hal ini sebagai komitmen keselamatan dalam berkendara, sehingga konsumen akan merasa nyaman dan tentunya memberikan keamanan yang maksimal bagi seluruh awak yang ada di dalam bus. Melihat kebutuhan bagi keselamatan angkutan jalan, kami berusaha hadir dengan meminimalisir benturan yang diperoleh jika akan terjadi tabrakan terutama pada bagian depan bus sesuai dengan ketentuan UN ECE R29," ucap Stefan Arman selaku Technical Director Laksana ketika demonstrasi langsung pengujian benturan bagian depan pada struktur kendaraan bus di pabrik Laksana di Ungaran, Kabupaten Semarang (6/7/2023).
Crash test bus UN ECE R29 di karoseri Laksana Foto: Luthfi Anshori/detikOtoSebagai karoseri yang memiliki perhatian besar terhadap keselamatan berkendara dan mengembangkan kendaraan yang berkualitas, Laksana mengacu pada UN ECE, yaitu standar undang-undang keselamatan yang ada di Eropa dan menjadi acuan yang paling banyak digunakan di dunia. Fitur termutakhir UN ECE R29 ini sendiri merupakan yang pertama hadir di Indonesia di antara perusahaan karoseri di Indonesia.
UN ECE R29 sendiri mengatur kekuatan kabin bagian depan untuk memastikan tersedianya survival space bagi pengemudi ketika terjadi tabrak depan. Simulasi ini akan menunjukkan dalam situasi ketika bagian depan mobil tertabrak, kerangka pada bagian depan mobil tidak masuk ke dalam sehingga membahayakan pengemudi mobil. Ketika bagian depan mobil tertabrak, benturan tersebut akan dilindungi oleh penyerap atau absorber sehingga dapat lebih menjamin keselamatan dari pengemudi.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono memberikan apresiasi atas inovasi dan pembaruan yang dilakukan Laksana terutama atas komitmen penuh untuk memastikan keselamatan dan keamanan bagi penumpang dan pengemudi, terlebih Laksana menjadi karoseri bus pertama di Indonesia yang menerapkan standar uji UN ECE R29 ini.
"Inovasi serta improvement yang diusung ini menjadikan Laksana role model bagi perusahaan karoseri lain di Tanah Air. Semoga dengan ini karoseri lain turut mengikuti standar kendaraan yang dikembangkan oleh Laksana untuk menciptakan transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat," ucap Soerjanto.
Sebelumnya, Laksana telah mengantongi standar keamanan berkendara bus Eropa. Beberapa regulasi yang sudah diterapkan pada bus Laksana di antaranya adalah R66 yaitu standar uji guling bus dan R80 yaitu standar internasional dari Eropa untuk menguji kekuatan dari kursi dan dudukan kursi untuk kendaraan penumpang.
Lalu R10, di mana kendaraan harus memiliki kestabilan saat dimiringkan dengan sudut minimal 28 derajat tanpa terguling dan R93 yang dinamakan Front Under-run Protection Device (FUDP), di mana material tersebut dapat menahan beban hingga 160KN.
"Melalui uji coba ini, kami berharap Laksana dapat terus mengembangkan kendaraan yang aman untuk keselamatan seluruh penumpang, kernet, maupun sopir bus, sehingga perjalanan dapat dilakukan semaksimal dan senyaman mungkin. Upaya ini juga bertujuan untuk mendukung industri transportasi Indonesia agar semakin maju dari waktu ke waktu." tutup Stefan.
Demonstrasi ini dilakukan dengan menghantam rangka depan kendaraan dengan pendulum baja tebal seberat 1.5 ton, dengan energi impak sebesar 55 kj dan kecepatan impak sebesar 8.56 m/s (31 km/jam).
Untuk syarat kelulusan pengujian ini, area keselamatan pengemudi harus terlindungi yang nantinya akan dibuktikan dengan memperlihatkan dummy (boneka) yang tidak menyentuh struktur. Selain itu, pintu bagian depan juga harus masih bisa dibuka untuk akses keluar penumpang.
Simak Video "Momen Hyundai Stargazer Diuji Tabrak, Seberapa Aman?"
[-]
(lua/dry)
Sentimen: positif (100%)