Sentimen
Negatif (80%)
6 Jul 2023 : 11.45
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Beijing, Shanghai

Kasus: kebakaran

Ketegangan China & AS Bikin Bursa Asia Kembali Merana

6 Jul 2023 : 11.45 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Ketegangan China & AS Bikin Bursa Asia Kembali Merana

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik kembali dibuka melemah pada perdagangan Kamis (6/7/2023), setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan kembali bahwa mereka masih perlu banyak kenaikan suku bunga guna mendinginkan inflasi, meski laju kenaikannya dipastikan melambat.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang ambles 1,2%, Hang Seng Hong Kong ambrol 1,41%, Shanghai Composite China melemah 0,22%, Straits Times Singapura terpangkas 0,47%, ASX 200 Australia merosot 1%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,36%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah terkoreksinya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Rabu kemarin, setelah beberapa hari sebelumnya menguat.

-

-

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,38%, S&P 500 terkoreksi 0,16%, dan Nasdaq Composite berakhir turun 0,14%.

Ketiga bursa kebakaran setelah risalah Federal Open Market Committee (FOMC) keluar. Dalam risalah tersebut, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengisyaratkan kenaikan tetapi dalam tingkatan yang lebih rendah atau tempo yang lebih lambat.

Berdasarkan risalah tersebut, hanya dua dari 18 partisipan yang menginginkan kenaikan sekali lagi. Sebanyak 12 partisipan menginginkan kenaikan dua kali lagi atau lebih.

Pada pertemuan terakhir, The Fed akhirnya menekan jeda setelah 10 kenaikan suku bunga berturut-turut sejak Maret 2022, bahkan ketika inflasi yang melambat lebih lambat dari yang diproyeksikan.

Pada saat yang sama, Jerome Powell cs memperkirakan dua kenaikan tambahan tahun ini, lebih dari yang diharapkan pasar. The Fed sendiri sudah mengerek suku bunga acuan ke 5,0-5,25% sejak Maret tahun lalu.

Powell mengatakan, pejabat Fed menginginkan lebih banyak waktu untuk menilai data ekonomi sehubungan dengan kenaikan agresif sebelumnya serta pengetatan kredit menyusul kolapsnya bank AS pada Maret lalu.

Investor juga mengamati data pesanan pabrik AS per Mei yang keluar pada Rabu setelah pasar dibuka. Data pesanan pabrik AS pada periode Mei 2023 tidak banyak berubah alias masih sama seperti periode April lalu yakni di 0,3%.

Di lain sisi, pelaku pasar juga cenderung masih memantau perkembangan dari panasnya kembali ketegangan antara China-AS soal pembatasan ekspor dan transfer teknologi semikonduktor, sehingga sentimen ini masih akan mewarnai headline pasar.

Kabar teranyar, mengutip Bloomberg Senin awal pekan ini, pemimpin China Xi Jinping meminta negara-negara untuk menghindari decoupling dan pemotongan rantai pasokan, satu hari setelah negaranya memberlakukan batasan ekspor dua logam utama yang digunakan untuk membuat chip guna melawan pembatasan Barat di Beijing.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu ingin bekerja dengan negara-negara untuk "menolak langkah yang berupaya membangun penghalang, memisahkan dan memutus rantai pasokan," kata Xi dalam pidato virtual kepada para pemimpin Organisasi Kerja Sama Shanghai.

"Kita harus membuat pie kerjasama yang saling menguntungkan menjadi lebih besar, dan memastikan bahwa lebih banyak keuntungan pembangunan akan dibagi secara lebih adil oleh orang-orang di seluruh dunia," katanya, menurut teks komentar yang dirilis Selasa malam oleh Kantor Berita resmi Xinhua.

Pernyataan tersebut tentu kontras dengan keputusan pemerintah Xi pada Senin yang bermaksud memberlakukan kontrol ekspor mineral galium dan germanium. Kementerian Perdagangan China mengatakan langkah itu dimaksudkan untuk melindungi keamanan nasional.

Membalas aksi China, AS sendiri mengambil langkah-langkah yang semakin agresif untuk mengendalikan ambisi teknologi negara Xi Jinping, sebagian besar demi membatasi kemajuan militer, dan telah berupaya meyakinkan sekutu di Eropa dan Asia untuk melakukan hal yang sama.

AS sekarang sedang bersiap untuk membatasi akses perusahaan China ke layanan komputasi awan AS, demikian menurut sumber anomim kepada WSJ, Senin awal pekan ini. Ini menjadi sebuah langkah dapat memperburuk hubungan antara dua kekuatan ekonomi dunia itu.

CNBC INDONESIA RESEARCH


[-]

-

Ada Kabar Baik dari AS, Bursa Asia Juga Cenderung Cerah
(chd/chd)

Sentimen: negatif (80%)