Pengguna Pesaing Twitter 'Mastodon' Melonjak Usai Elon Musk Batasi Jumlah Tweet yang Bisa Dilihat
Liputan6.com Jenis Media: Tekno
Liputan6.com, Jakarta - Platform pesaing Twitter tampaknya banyak diuntungkan dengan kebijakan Elon Musk, terkait pembatasan jumlah Tweet yang dibaca pengguna di Twitter.
Salah satunya adalah Mastodon. CEO dan pendiri Eugen Rochko, baru-baru ini melalui akunnya mengungkapkan bahwa jumlah pengguna platform tersebut mengalami peningkatan hingga 294.000.
"Jadi, perhitungan akhir pekan: Jumlah pengguna aktif di seluruh Mastodon naik 294 ribu, dan aktivitas posting kira-kira tiga kali lipat," tulisnya, dikutip Rabu (5/7/2023).
"Banyak pendaftaran baru, tetapi juga banyak pengguna yang kembali. Waktu yang menyenangkan!" imbuhnya lewat akun Mastodon @Gargron @mastodon.social.
Mengutip Independent, Rochko juga sempat menyebutkan di hari Minggu, platform tersebut mendapatkan pengguna aktif yang meningkat hingga 110.000 dalam sehari.
"Saya lebih memilih jika Elon Musk menghancurkan situsnya selama minggu kerja. Ini bukan pertama kalinya," kata Rochko.
Mastodon memiliki struktur terdesentralisasi yang bergantung pada pengguna untuk mendukung, serta membangun jejaringnya sendiri. Platform ini memang bukan murni media sosial, tetapi lebih ke software gratis dan open-source.
Mastodon punya banyak fitur yang mirip Twitter. Namun, alih-alih dikendalikan satu perusahaan, dia dipasang di ribuan server komputer, sebagian besar dijalankan administrator sukarela yang menggabungkan sistemnya bersama dalam sebuah federasi.
Mastodon diluncurkan pada 2016 oleh Rochko, dan banyak disorot ketika Elon Musk mulai mencaplok Twitter, sebagai salah satu alternatif dari media sosial tersebut.
Sentimen: positif (80%)