Bali dipastikan batal menggelar ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 setelah ditunjuk menjadi tuan rumah pada setahun yang lalu.

AWBG merupakan ajang baru dalam kalender olahraga dunia. Pesta olahraga pantai sejagat yang terinspirasi dari kesuksesan Asian Beach Games itu baru dilangsungkan pertama kali pada 2019 di Qatar.

Setelah penyelenggaraan perdana di Timur Tengah, Indonesia kemudian ikut dalam proses penunjukkan tuan rumah AWBG kedua yang direncanakan berlangsung tahun ini. Hong Kong dan Amerika Serikat sempat pula menjadi pesaing Indonesia dalam menggelar AWBG 2023.

-

-

Mengajukan sebagai tuan rumah pada 2021, kepastian menjadi host didapat pada pertengahan 2022.

Dalam masa persiapan mendekati pelaksanaan AWBG 2023 muncul isu mengenai pembatalan Bali sebagai tuan rumah terkait penolakan timnas Israel dalam Piala Dunia U-20.

Rumor tersebut cukup kencang berembus lantaran terdapat atlet-atlet Israel yang sudah mengantongi tiket tampil di AWBG 2023.

Gubernur Bali I Wayan Koster yang menyuarakan penolakan terhadap timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20 juga menyebut dirinya konsisten menolak kehadiran kontingen Israel dalam AWBG 2023.

Isu mengenai kehadiran Israel kemudian mereda setelah tidak ada perwakilan negara tersebut dalam pertemuan Chef de Mission AWBG 2023 yang berlangsung pada akhir April.

Usai permasalahan kedatangan Israel, panitia pelaksana AWBG masih menanti kepastian dana dari pemerintah. Hingga dua bulan sebelum pelaksanaan, panitia belum bisa memulai kegiatan dengan baik karena dukungan dana pemerintah belum cair.

Guna menjawab permasalahan finansial tersebut, Komite Olimpiade Indonesia berencana bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Pada Selasa (4/7) malam, ANOC WBG 2023 dipastikan tidak akan terlaksana di Bali seperti tercantum dalam akun resmi media sosial ANOC World Beach Games.

"Bali mundur dari komitmen mereka untuk menyelenggarakan 2023 ANOC World Beach Games."

Menurut pernyataan tersebut LOC mengambil keputusan mundur sebagai tuan rumah karena tidak ada anggaran dana oleh pemerintah.

Masalah finansial tersebut kemudian ditampik Menpora Dito Ariotedjo. Sementara Ketua National Olympic Committee Indonesia Raja Sapta Oktohari menyebut proses anggaran masih panjang dan waktu yang minim menjadi kendala.

[-]