Sentimen
Negatif (98%)
3 Jul 2023 : 19.27
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Pandeglang

Tokoh Terkait

Pelajaran Tsunami Krakatau 1883 dan Edukasi Penduduk Pesisir

3 Jul 2023 : 19.27 Views 2

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Pelajaran Tsunami Krakatau 1883 dan Edukasi Penduduk Pesisir
Jakarta, CNN Indonesia --

Gelombang tsunami disebut tidak hanya dipicu oleh gempa bumi, melainkan juga dipicu erupsi gunung api hingga longsor bawah laut. Maka dari itu penduduk pesisir diminta memahami tentang bahaya tsunami.

Pakar rekayasa pesisir, tsunami, kegempaan, badai dan tanah longsor dari Universitas Brunel, Inggris, Dr. Mohammad Heidarzadeh, mengatakan banyak rumah di kawasan pesisir, dibangun di dataran rendah dan tidak memperhatikan ketahanan struktur yang baik. Akibatnya saat tsunami terjadi, banyak rumah hancur, khususnya yang berjarak 100 meter dari pantai.

"[Saya] ingin menekankan pada kesadaran masyarakat terhadap tsunami, standar bangunan dan rekayasa sipil terhadap dampak tsunami," ujar Heidarzadeh dalam webinar "Disaster, Decision dan Development : Tsunami Krakatau 1883 dan 2018 serta Pembelajarannya untuk Mitigasi ke Depan", yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (27/8).

-

-

Heidarzadeh juga menekankan pada sistem peringatan dini tsunami yang tidak hanya bersumber dari aktivitas tektonik mengingat tsunami yang terjadi saat itu dipicu oleh aktivitas vulkanik.

Menurutnya, Indonesia merupakan kawasan dengan struktur tektonik rumit, seperti banyaknya zona subduksi, sesar maupun gunung api. Dalam konteks itu, kajian saintifik untuk membangun kesiapsiagaan bersama dibutuhkan banyak lebih data yang detil maupun kajian dan analisis dari data-data tersebut.

"Kita tidak cukup memiliki data tsunami dan gempa bumi di Indonesia secara umum," kata Heidarzadeh.

Di samping itu Peneliti GNS Science New Zealand, Aditya Riadi Gusman, menekankan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana geologi ke depan dengan mengambil pembelajaran tsunami yang dipicu aktivitas Gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883 dan 2018.

Aditya mengatakan pada 1883, rendaman tsunami akibat erupsi Krakatau mencapai jarak hingga 5 kilometer ke daratan di wilayah Pandeglang, dan 800 meter di Anyer, Banten. Kejadian itu juga memutus Ujung Kulon terpisah dari bagian Pulau Jawa akibat rendaman tsunami.

"Bagian dari menara mercusuar yang hancur dihantam tsunami dan coral ini masih bisa terlihat hingga kini, coral boulder yang terbawa dari laut oleh tsunami pun masih ada hingga sekarang," ujar Aditya lewat keterangan pers.

Menurut Aditya, gelombang yang terjadi di perairan dalam memiliki kecepatan cukup tinggi. Ketika memasuki perairan dangkal, maka kecepatan gelombang mulai menurun sehingga menghasilkan gelombang yang lebih tinggi ketika mendekati perairan pantai.

Aditya menyampaikan, tsunami saat itu memicu ketinggian hingga 41 meter di wilayah Merak dan 2,6 meter di Batavia atau kini DKI Jakarta.

(can/ayp)

[-]

Sentimen: negatif (98.3%)