Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terpantau kembali merangkak naik jelang akhir pekan. Pada perdagangan Kamis (29/6/2023) harga batu bara kontral Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 146,3 per ton, harganya melesat 1,25%. Artinya, harga batu bara sudah menguat empat hari beruntun.

Dalam 4 hari perdagangan, harga batu bara sudah melesat 5,14%, sementara secara bulanan harganya naik 8,17%, namun masih mengalami koreksi tajam hingga 62,45% secara tahunan.

-

-

Kenaikan harga batu bara ditopang oleh kabar positif dari China serta kenaikan harga komoditas energi global lainnya usai kabar kudeta di Rusia.

Permintaan batu bara di China naik karena meningkatnya suhu serta gelombang panas. Suhu di beberapa wilayah di China menembus 40 derajat Celcius Panasnya cuaca di China tak hanya menaikkan penggunaan listrik tetapi juga mengurangi produksi listrik pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Hal ini membuat permintaan batu bara meningkat.

Sebagai perbandingan, produksi listrik total China pada Mei meningkat 15,9% (year on year/yoy) tetapi produksi listrik dari PLTA anjlok 39% (yoy). Sementara, impor batu bara juga terus meningkat.

Data Reuters menunjukkan impor batu bara China pada 1-14 Juni tercatat 12,5 juta ton atau melonjak 57% (yoy). Namun, secara bulanan turun 8%. Impor batu bara China pada Januari-Mei 2023 mencapai 180 juta ton atau 89,6% (yoy).

Selain itu, Kenaikan harga batu bara juga dibantu oleh berita kudeta dari Rusia. Seperti diketahui,Yevgeny Prigozhin, mantan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin sekaligus pimpinan tentara bayaran Rusia Wagner, melakukan pemberontakan.

Pemberontakan melawan pertahanan Putin tersebut dijalankan dengan melakukan penyerbuan 200 kilometer (km) dari Moskow, akhir pekan kemarin. Tentaranya bahkan sudah mendekat ke ibu kota negara.

Sayang pemberontakan itu gagal. Ia mendadak membatalkan misi dan akhirnya diasingkan ke Belarusia. Kendati bisa dipadamkan, pemberontakan sudah membuat investor panik sehingga harga komoditas ikut terkerek.

Untuk diketahui, harga spot power Eropa turun pada hari Kamis di tengah ekspektasi pasokan angin lebih banyak di seluruh wilayah dan permintaan pra-akhir pekan yang lebih lemah.

Data Refinitiv Eikon menunjukkan produksi tenaga angin Jerman diperkirakan akan meningkat sebesar 5,2 gigawatt (GW) pada hari ke depan mencapai 9,5 GW pada hari Jumat, sementara pasokan angin di Prancis ditetapkan hampir dua kali lipat menjadi 4,3 GW dari 2,2 GW pada periode tersebut.

Ketersediaan nuklir Prancis tetap pada 63% dari kapasitas yang tersedia. Konsumsi daya di Jerman diperkirakan turun 1,4 GW hari-ke-hari menjadi 53,9 GW pada hari Jumat dan di Prancis kemungkinan akan kehilangan 900 MW untuk berdiri di atas 43 GW.

Tunjangan CO2 Eropa untuk CFI2Zc1 kedaluwarsa Desember 2023 meningkat sebesar 0,4% menjadi 88,09 euro per ton. Prospek pasokan listrik Prancis lebih menguntungkan memasuki musim gugur dan musim dingin dibandingkan tahun lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[-]

-

Harga Batu Bara Kembali ke Era Sebelum Perang, Masa Jaya Usai
(aum/aum)