Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen negatif kenaikan suku bunga sepanjang 2023 ini tidak berhasil menghentikan laju mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Mayoritas mata uang digital berada di zona hijau secara year-to-date (YTD).

-

-

CoinMarketCap mencatat pergerakan mata uang kripto pada sejak awal tahun hingga Kamis (29/6/2023) pukul 16.18 WIB. Bitcoin sebagai koin digital dengan kapitalisasi pasar terbesar memberikan imbal hasil 82,98% ke US$ 30.405,50 atau setara kapitalisasi pasar US$590 juta.

Solana memberikan return terbesar kedua hingga mampu masuk jajaran top 10 kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Secara YTD, koin yang didirikan oleh Anatoly Yakovenko dan Raj Gokal melesat 64,09%.

Ethereum berada di posisi ketiga sebagai mata uang digital dengan kinerja YTD tertinggi mencapai 54,23%, menjadi US$1.852,29. Imbal hasil koin yang didirikan di Switzerland ini didukung oleh keberhasilannya dalam mengembangkan inovasi Proof of Stake (PoS) bernama Shapella atau Shanghai Upgrade.

Sepanjang tahun ini kripto dapat memberikan imbal hasil yang signifikan disebabkan fase bearish atau kejatuhan kripto sepanjang 2022. Bitcoin sebagai acuan anjlok 60% lebih sepanjang 2022.

Name

YTD %

Price

Market Cap

Bitcoin

82.98%

$30,405.50

$590,315,979,436

Ethereum

54.23%

$1,852.29

$222,684,778,830

Tether

0.04%

$1.00

$83,326,447,145

BNB

-4.28%

$233.75

$36,429,872,139

USD Coin

0.02%

$1.00

$28,135,272,945

XRP

38.27%

$0.4682

$24,465,533,606

Cardano

9.32%

$0.2731

$9,544,410,250

Dogecoin

-10.16%

$0.06307

$8,827,214,427

TRON

36.03%

$0.07448

$6,699,099,886

Solana

64.09%

$16.38

$6,553,064,429

Sepanjang 2023 ini pasar kripto telah melewati berbagai sepak terjal baik positif maupun negatif. Isu terpanas datang dari platform perdagangan kripto yang sedang menghadapi permasalahan hukum, yaitu Binance dan Coinbase.

Komisi Bursa AS (Securities Exchange Commission/SEC) menggugat Binance dengan 13 gugatan hukum. Tuntutan tersebut menyebabkan potensi kripto terkoreksi yang disebabkan adanya potensi pembekuan dana nasabah. Hal tersebut menjadikan kekhawatiran investor, sehingga melakukan penarikan dana.

Tuduhan pada Binance di antaranya melakukan pengelolaan dana penggunanya di entitas afiliasi pendiri, mengoperasikan platform di Amerika Serikat tanpa izin resmi, menawarkan aset yang tidak terdaftar, dan sebagainya.

Isu selanjutnya, yaitu kenaikan suku bunga yang menyebabkan dana mahal, sehingga investor cenderung risk off atau mengurangi investasi dengan risiko tinggi. Namun, pelaku pasar mulai melihat kenaikan suku bunga akan berakhir. Hal tersebut menyebabkan kripto mulai kembali memasuki fase bullish tahun ini.

Perkembangan selanjutnya disebabkan oleh perkembangan proof of stake dari Ethereum, sehingga aktivitas pertambangan kripto dapat dilakukan seperti melakukan investasi deposito. Perkembangan ini menjadikan adanya peningkatan minat berinvestasi mata uang digital.

Berbagai sentimen kripto menjadi faktor pergerakan harga kripto. Kripto sebagai aset digital yang masih belum dapat digunakan untuk mayoritas transaksi tentunya akan cukup berisiko. Namun, prospeknya sebagai mata uang yang terdesentralisasi menjadikan prospeknya cukup menarik.

Sistem tersebut cukup berbeda dengan mata uang fiat yang diatur oleh bank sentral yang peredarannya diatur pihak tertentu, sehingga menyebabkan krisis, inflasi, suku bunga tinggi, dan faktor-faktor lain. Kripto sebagai aset yang melawan sistem tersebut menawarkan teknologi baru menggunakan blockchain, sehingga peredaran uang diatur algoritma dan transaksi lebih terjaga.

Prospek tersebut menjadikan aset kripto tergolong sebagai 'high risk, high gain'. Memilih kripto yang tepat dengan prospek dan fitur yang baik dapat memberikan imbal hasil jangka panjang ratusan persen. Di sisi lain, risiko salah memilih kripto dapat menghilangkan dana yang dimiliki.

[-]

-

Gokil! Kripto 'Mainan' Pepe Coin Meroket 7.000% Dalam 17 Hari
(mza/mza)