Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Idul Adha 1441 Hijriah
Kab/Kota: Depok, Yogyakarta
Tokoh Terkait
Perbedaan salat Idul Adha 1444 H di Bedahan, Depok, layaknya jadi rahmat bukan perpecahan
Elshinta.com Jenis Media: Nasional
Perbedaan salat Idul Adha 1444 H di Bedahan, Depok, layaknya jadi rahmat bukan perpecahan. (foto:ist)
Elshinta.com - Bedahan-Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar. Allaahu akbar walillaahil hamd.
Kumandang takbir menggema pada pelaksanaan sholat Idul Adha 1444 H yang dilaksanakan ranting Pimpinan Muhammadiyah Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Rabu (28/6/2023).
Pimpinan ranting Muhammadiyah, Muhlis mengatakan pelaksanaan Idul Adha 1444 H ini, mengacu pada putusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang secara resmi telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 H jatuh pada hari Rabu, 28 Juni 2023.
Keputusan ini tertulis dalam maklumat bernomor 1/MLM/1.0/E/2023 yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir pada 21 Januari 2023 di Yogyakarta.
"Perbedaan pelaksaan Idul Adha 1444 H ini, dilatari dua pemahaman perhitungan, yakni, hitungan Hisab dan Rukyat. Pemerintah maupun Muhammadiyah mengikuti sesuai yang diyakini. Jadi bukan sesuatu yang menimbulkan perpecahan," ucapnya pada elshinta.com seusai pelaksanaan Sholat Idul Adha 1444 H.
Urainya lagi, dengan adanya perbedaan pelaksanaan Salat Idul Adha di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat itu, memunculkan kepandaian dan menjadi rahmat.
"Sebaliknya perbedaan itu menjadi rahmat bagi umat muslim. Hikmah adanya perbedaan, umat Islam semakin pandai, artinya, kita jadi belajar dari teknogi, kenapa ada perbedaan? Yah itu ada hikmahnya," kilahnya menjelaskan adanya perbedaan pelaksanaan Salat Idul Adha 1444 H di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Sementara Ustadz Tedi Purba yang berceramah di hadapan jamaah yang melaksanakan sholat Idul Adha 1444 H ini, menyampaikan, peristiwa kurban, hendaknya dapat menumbuhkan sifat kedermawanan dan dapat membunuh sifat kebinatangan seseorang.
"Peristiwa kurban mengajak kita untuk peduli dan memunculkan sifat dermawan. Prasyarat pemotongan hewan kurban yang harus terbaik, menjadi tuntunan kita untuk berbuat yang terbaik pada manusia,," ucap di hadapan para jamaah salat Idul Adha.
Tambahnya lagi, secara simbolis, ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Isma'il sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah, hendaknya dapat menghilangkan sikap ego setiap pribadi muslim.
"Pelaksanaan Idul Adha bukanlah kali yang pertama dalam hidup kita. Kita sering melaksanakannya. Lalu apakah yang dapat kita petik dari peristiwa ini? Atau Idul Adha ini hanya sebagai kegiatan tahunan yang berlalu begitu saja? Atau hanya sebagai penikmat daging hewan kurban bukan sebagai pengurban. Selayaknya dari peristiwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, kita belajar untuk mencapai tingkat kepatuhan paripurna. Belajar saling merendahkan ego. Belajar saling patuh dan menyayangi," tuntasnya. (Dd)
Sentimen: positif (72.7%)