Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengungkapkan hasil uji praklinik pada hewan dalam mengembangkan vaksin Covid-19 besutan dalam negeri, yaitu vaksin Merah Putih.

Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio mengatakan saat ini Eijkman berhasil melakukan sekuensing dari virus yang diisolasi oleh Ejikman sejak Maret 2020. Dari sampel virus itu pihaknya mengidentifikasi antigen yang menjadi protein calon vaksin, yakni antigen S dan N.

"Kami sudah berhasil melakukan kloning gen s dan gen N untuk di sel mamalia, gennya itu dimasukkan ke mamalia. Jadi setelah dimasukkan kita cek lagi dan di sekuens lagi untuk memastikan gen S dan N dimasukkan secara utuh," ujar Amin dalam webinar Society of Indonesian Science Journalists, Senin (23/8).

-

-

Lebih lanjut ia menjelaskan antigen itu juga sudah dicek dan diuji pada hewan yang usai disuntik dengan kedua antigen buat mengetahui respons imun.

Amin mengklaim hasil dari fase uji praklinis itu menghasilkan antibodi yang jauh lebih tinggi dibanding yang tidak mendapatkan protein S. Ia mengungkapkan bahwa terdapat reaksi yang luar biasa berbeda antara kelompok mencit yang disuntik dengan protein S.

Lewat penelitian itu, dijelaskan Amin, mereka juga melakukan pemeriksaan organ seperti pada paru-paru dan hati. Hasilnya tidak ada kerusakan pada jaringan apapun akibat suntikan antigen itu.

"Sekaligus penelitian itu juga membuktikan bahwa setelah vaksinasi tidak ada kerusakan jaringan apapun. Jadi kami melakukan pemeriksaan organnya paru-paru liver dan lain sebagainya untuk mengamati apakah ada kerusakan jaringan akibat suntikan antigen tadi," tutur Amin.

Tim Peneliti Universitas Airlangga (UNAIR) mengungkapkan hasil uji praklinik I vaksin virus Covid-19 pada objek tikus. Penelitian itu menghasilkan aspek keamanan dan imunogenisitas yang diklaim baik.

Ketua Peneliti Vaksin Merah Puti, Fedik Abdul Rantam, menyebut saat ini perkembangan vaksin Merah Putih produksi Unair tengah dalam uji klinis II pada hewan makaka atau primata. Setelah praklinik rampung, maka uji klinik vaksin akan dilanjutkan dengan sasaran objek manusia.

Namun demikian Fedik belum bisa membeberkan informasi lebih detail soal hasil praklinik II pada hewan. Hal itu lantaran saat ini pihaknya tengah berproses untuk merampungkan uji praklinik pada hewan besar.

[-]