Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PLN
Kasus: zona merah
Tokoh Terkait
Emiten Tommy Soeharto Ini Sentuh Gocap Lagi
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten distribusi gas alam cair (liquified natural gas/LNG) milik Tommy Soeharto yakni PT GTS Internasional Tbk (GTSI) terpantau kembali bergerak di kisaran level gocap pada perdagangan sesi I Senin (26/6/2023).
Per pukul 10:01 WIB, saham GTSI stagnan di level Rp 51/saham. Saham GTSI pada sesi I hari ini kembali bergerak di rentang harga Rp 50 - Rp 51 per saham.
Saham GTSI sudah ditransaksikan sebanyak 22 kali dengan volume sebesar 1,44 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 72,22 juta. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 806,78 miliar.
Hingga pukul 10:01 WIB, di order offer atau jual, terdapat 58.219 lot antrian di harga Rp 51/saham atau sekitar Rp 297 juta. Sedangkan antrian jual terbanyak berada di harga Rp 57/saham yang mencapai 119.744 lot atau sekitar Rp 682 juta.
Sedangkan di order bid atau beli, terdapat 146.814 lot antrian di harga batas bawahnya hari ini yakni Rp 50/saham atau sekitar Rp 734 juta.
Belum diketahui secara pasti penyebab saham GTSI nyaris menyentuh level gocap pada sesi I hari ini.
GTSI merupakan emiten distribusi LNG melalui pelayaran laut milik Hutomo Mandala Putera atau Tommy Soeharto, putra Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1986 dan merupakan bagian dari Grup Humpuss. GTSI juga menjadi salah satu operator lokal yang diandalkan dalam transportasi LNG. Perusahaan telah memiliki teknologi dan kru berkualitas setara operator transportasi LNG asing.
GTSI resmi tercatat di Papan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 September 2021. GTSI merupakan emiten ke-37 yang tercatat di BEI pada tahun 2021.
Perseroan menggerakan bidang usaha Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Indonesia yang memiliki layanan terintegrasi. GTSI bergerak di bidang distribusi gas alam dan buatan, transportasi laut dalam negeri dan luar negeri untuk barang khusus dan aktivitas perusahaan holding.
Setahun kemudian, GTSI pun berpartisipasi dalam proyek FSRU Jawa Satu dimana GTSI memiliki saham sebesar 25%, dan sejak saat itu perusahaan itu terus berpartisipasi menyuplai kebutuhan LNG beskala kecil ke berbagai daerah, dengan kapal-kapal kecil yang mampu menjelajahi perairan dangkal berkedalaman 10 meter.
Menariknya, kapal LNG dan FSRU dioperasikan oleh 100% kru kapal yang merupakan anak bangsa Indonesia yang berpengalaman dengan kemampuan taraf internasional. Capaian ini dinilai membanggakan mengingat operator kapal LNG lain mayoritas masih menggunakan tenaga asing.
Ke depan, bisnis transportasi LNG beserta infrastruktur pendukungnya sangat menjanjikan. Saat ini, kebutuhan LNG paling banyak diserap pembangkit listrik PLN grup sebagai bagian dari upaya meningkatkan penggunaan energi bersih.
Di samping itu, ada juga beberapa pengguna lain seperti di industri baik besar maupun kecil, seperti perhotelan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[-]
-
Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat(chd/chd)
Sentimen: positif (64%)