Sentimen
Positif (99%)
24 Jun 2023 : 15.45
Informasi Tambahan

Brand/Merek: KIA

Kab/Kota: Mataram

Terus Dikejar Satgas BLBI, Ini Daftar Anak Soeharto yang Masih Utang ke RI

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

24 Jun 2023 : 15.45
Terus Dikejar Satgas BLBI, Ini Daftar Anak Soeharto yang Masih Utang ke RI
Jakarta -

Satuan tugas (satgas) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) terus mengejar utang milik putra-putri Presiden ke-2 RI, Soeharto. Utang tersebut terkait dana bantuan yang pernah mereka terima pada 1997-1998 silam.

Kementerian Keuangan buka-bukaan nama-nama anak Presiden ke-2 RI Soeharto yang masih memiliki utang kepada negara. Siapa saja?

1. Tutut Soeharto
Satgas BLBI sudah memanggil Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto) terkait piutang negara Rp 700-an miliar yang belum dibayar. Pemanggilan hanya dihadiri oleh kuasa hukumnya.

-

-

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban mengatakan terkait pertemuan tersebut belum ditemukan kesepakatan untuk pembayaran utang.

"Kita sudah lakukan pemanggilan (ke Tutut Soeharto), yang datang kuasa hukum. (Hasilnya) belum ada kesepakatan," kata Rio dalam media briefing di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (20/6/2023) kemarin.

Perusahaan yang masih memiliki utang ke negara dan terafiliasi dengan Tutut Soeharto adalah PT Citra Bhakti Margatama Persada, PT Citra Mataram Satriamarga Persada, dan PT Marga Nurindo Bhakti.

"Aku nggak ingat detail (jumlah utangnya) karena ada dolar AS juga, totalnya sekitar Rp 700-an miliar," tutur Rio.

Rio menyebut pihak Tutut Soeharto tidak memberikan jaminan apapun ke negara sehingga pemerintah tidak bisa melakukan penyitaan aset dalam memenuhi pelunasan utangnya. Oleh karena itu, harta kekayaan lain yang berkaitan sedang ditelusuri.

"Tiga perusahaan ini tidak ada jaminan. (Harta kekayaan lain) sedang ditelusuri. Sebagaimana debitur lain yang harta kekayaan lainnya kita lihat, kita juga akan lihat. Waktu kita kan nggak banyak," ucapnya.

2. Tommy Soeharto
Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto tercatat masih berutang kepada negara sebesar Rp 2.612.287.348.912,95 atau Rp 2,61 triliun. Aset yang berkaitan dengannya pun disita karena belum ada itikad baik darinya untuk melunasi utang BLBI.

Dalam waktu dekat Satgas BLBI akan melelang ulang aset PT Timor Putra Nasional (TPN) milik Tommy Soeharto yang telah disita negara. Aset tersebut sebelumnya sudah dilelang tiga kali, tetapi selalu tak ada peminat (TAP).

Rio mengatakan aset Tommy Soeharto akan dilelang ulang dengan harga lebih murah dari sebelumnya. Sayangnya belum diketahui kapan waktu pelaksanaannya.

"(Aset Tommy Soeharto) akan kita lakukan lelang lagi. Tentu nanti penilaiannya akan melihat dari hasil lelang sebelumnya, dilakukan adjustment sehingga bisa laku," kata Rio yang juga sebagai Ketua Satgas BLBI.

Sebelumnya lelang terakhir aset Tommy Soeharto dilakukan pada 17 Juni 2022. Pemerintah sudah menurunkan nilai limit atau harga minimal barang jadi Rp 2,06 triliun, dari nilai lelang pertama yang sebesar Rp 2,425 triliun dan kedua Rp 2,15 triliun. Begitu juga dengan besaran uang jaminan yang ditetapkan jadi Rp 420 miliar, dari yang sebelumnya pada lelang pertama Rp 1 triliun dan lelang kedua Rp 430,2 miliar.

Dalam kondisi seperti ini diakui tidak mudah mendapatkan pembeli yang mau mengeluarkan uang dengan biaya sebesar itu. Untuk itu, Satgas BLBI akan melakukan lelang ulang dengan harga yang lebih rendah.

Rio mengisyaratkan pelelangan ulang aset Tommy Soeharto akan tetap dilakukan secara gabungan yang terdiri dari 4 bidang tanah yakni SHGB No.3/Kamojing seluas 518.870 m2 atas nama PT Timor Industri Komponen di Desa Kamojing, SHGB No.4/Kamojing seluas 530.125,526 m2 atas nama PT KIA Timor Motors di Desa Kamojing, SHGB No 5/Cikampek Pusaka seluas 100.985,15 m2 atas nama PT KIA Timor Motors di Desa Cikampek Pusaka, serta SHGB No. 22/Kalihurip seluas 98.896,700 m2 atas nama PT KIA Timor Motors di Desa Kalihurip.

"Kalau misalnya dipisahkan suratnya harus kita pecah-pecah dan itu jadi butuh waktu. Jadi kita akan mencoba melakukan pelelangan lagi dengan melakukan adjustment terhadap harga," ucap Rio.

(eds/eds)

Sentimen: positif (99.6%)