Bermodalkan lebih dari 10 single yang telah dirilisnya sejak 2016 sampai dengan hari ini, Sara Fajira tengah menggelar konser tur. Sara berkeliling kota menyanyikan mantra-mantra kepada para pendengarnya.

Menyanyikan mantra bukan karena dia seorang penyihir, meskipun citranya sering direkatkan dengan hal-hal mistis. Tapi berkaitan dengan single terbarunya, yang juga soundtrack film berjudul sama, Mantra Surugana. Dalam lagu dan filmnya, karya tersebut memuat elemen mantra Sunda kuno yang berdampak buruk pada kehidupan.

-

-

Berkat karya tersebut, Sara Fajira mendapatkan perhatian dan dikomentari langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

"Bertambah lagi sosok inspiratif di industri ekonomi kreatif, inovasi dari kreativitas Sara patut dicontoh para pelaku kreatif dalam berkarya. Saya sangat kagum dan semoga ini memotivasi para pelaku kreatif lainnya untuk terus berinovasi dan berkolaborasi," Sandiaga Uno berkomentar di Instagram pribadinya.

Kepada detikcom, Sara Fajira bicara lebih luas lagi tentang lagu Mantra Surugana. Termasuk alasan, mengapa single tersebut kemudian diperlakukan secara khusus sampai dibuatkan tur.

"Sebenarnya lagunya sendiri terinspirasi dari sinopsis cerita, lalu aku kembangkan lagi dengan hal-hal yang berbau mantra, yang mungkin membawa kesengsaraan atau kesesatan. Be careful aja, respecting, jangan dibuat main-main," ungkap Sara.

"Kalau alasan lagu tersebut dibuatkan tur, dari aku dan tim, memang ingin menyebarkan brand awareness tentang Mantra Surugana ini sendiri. Nggak melulu tentang lagu hype yang EDM, tapi juga lagu yang mengandung unsur budaya Indonesia, kita bawakan di kelab malam," jelas Sara.

Soal kelab malam, secara lokasi, Mantra Tour bekerjasama dengan waralaba bar dan kelab malam paling populer di Indonesia, HWG atau yang sempat dikenal dengan nama Holywings. Sebelum akhirnya berganti nama akibat kasus hukum. Artinya, Mantra Tour berkeliling di outlet-outlet HWG.

Nyanyian mantra pertama dimulai di kota Makassar pada 9 Juni lalu. Berturut-turut menuju; Jakarta (16 Juni), Batam (17 Juni), Jakarta (23 Juni), Semarang (24 Juni), Medan (30 Juni), Tangerang (7 Juli), Bandung (8 Juli), Surabaya (14 Juli) dan Jakarta (15 Juli). Jadi, pada saat tulisan ini dimuat, maka Sara sedang bersiap menuju panggung ketiganya di Golden Tiger, Kemang, Jakarta Selatan.

Format penampilannya sendiri, Sara Fajira berkolaborasi dengan dua DJ, yakni DJ Tripleks dan DJ Bizzey. "Aku tiap manggung pasti pecicilan. Aku turun ke bawah panggung, dancing, ajak audience-nya dancing juga gitu," papar Sara.

"Aku dapat dan ngerasain betul euforia penonton, orang-orang juga pada suka, suasananya nggak garing gitu. Aku senang menghibur mereka dan mereka terhibur," sambungnya lagi.

Tiba-tiba detikcom teringat lagi dengan pertemuannya dan Sandiaga Uno. Kembali ke momen tersebut, jadi penasaran, ada pembicaraan apa saja antara keduanya? Apakah kemudian ada rencana yang sedang dirumuskan?

"Ada upcoming project yang melibatkan beliau. Bocorin nggak ya?" Kelakar Sara bercanda.

"Tentunya ada unsur budaya, semuanya fresh from the oven, start from the very little scratch," Sara Fajira tetap mencoba merahasiakan.

Setelah bicara berputar-putar dan mengelak, akhirnya penyanyi asal Surabaya itu menyerah juga. Dengan terbuka, Sara memberi tahu kepada detikcom tentang apa projek di masa depan, yang sedang dia kerjakan, termasuk soal Sandiaga Uno.

Dengarkan cerita Sara Fajira selengkapnya di 20Detik dan Podcast Main Stage di Spotify.