Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Idul Adha 1441 Hijriah
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Libur Idul Adha 2023 Bertambah Jadi 3 Hari, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Saham?
Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan menambah libur untuk peringati Hari Raya Idul Adha 2023. Tambahan libur Idul Adha 2023 menjadi 28,29, dan 30 Juni 2023.
Tambahan libur Idul Adha 2023 diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) terbaru yang ditandatangani oleh Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Hal itu tertuang dalam SKB Menteri Agama Nomor 624 Tahun 2023, Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2023, dan Menteri PANRB Nomor 2 Tahun 2023.
Mengutip Kanal Bisnis Liputan6.com, rincian hari libur nasional untuk memperingati Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. Sementara itu, Rabu 28 Juni 2023 dan Jumat, 30 Juni 2023 ditetapkan cuti bersama Hari Raya Idul Adha.
“Keputusan bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,” tulis SKB tersebut, Selasa (20/6/2023).
Adapun sebelumnya pemerintah hanya memutuskan hari libur nasional untuk memperingati Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023 dan taka da cuti bersama.
Dengan ada tambahan libur Idul Adha 2023 itu, bagaimana dampaknya ke pasar saham?
Pengamat pasar modal, Desmond Wira menuturkan, tambahan libur Idul Adha akan membuat transaksi harian saham menajdi sepi. Ia menilai, saat ini tidak ada sentimen positif di pasar saham dan sudah sepi. Nilai transaksi semakin turun. Desmond mengatakan, transaksi harian hanya Rp 7,8 triliun pada perdagangan Senin, 19 Juni 2023.
“Hari ini sekitar Rp 8,2 triliun. Ini lebih rendah dari rata-rata harian selama ini. Yang naik rata-rata saham gorengan yang tidak likuid,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Desmond mengatakan, pekan depan ada cuti bersama Idul Adha 28-30 Juni 2023, pasar saham potensi makin sepi.
“Akan banyak pelaku pasar yang memutuskan liburan. Lumayan, ambil cuti dua hari bisa dapat libur sekitar satu setengah minggu,” tutur dia.
Sentimen: negatif (64%)