Sentimen
Negatif (99%)
20 Jun 2023 : 10.45
Tokoh Terkait

Nilai Tukar Rupiah Nyaris Tembus 15.000 per Dolar AS, Investor Takut Ekonomi China Anjlok

20 Jun 2023 : 10.45 Views 3

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

Nilai Tukar Rupiah Nyaris Tembus 15.000 per Dolar AS, Investor Takut Ekonomi China Anjlok

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lagi-lagi bergerak melemah pada perdagangan Selasa pagi ini. Rupiah mengalami tekanan karena sentimen eksternal yaitu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi China.

Pada Selasa (20/6/2023), nilai tukar atau kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 0,36 persen atau 54 poin menjadi 14.994 per dolar AS dari sebelumnya 14.940 per dolar AS.

Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi China dan prospek suku bunga bank sentral AS, The Fed.

“Seperti yang diperkirakan, China tadi pagi menurunkan suku bunga pinjaman sebesar 10 bps untuk merespons perlambatan ekonomi,” ujar dia dikutip dari Antara.

Menurut dia, perlambatan ekonomi China disebabkan permintaan domestik dan global yang masih lemah (ekspor dan impor). Pada Minggu 18 Juni 2023, Goldman Sach menurunkan cukup besar proyeksi pertumbuhan China.

“Sentimen ini bisa bertahan cukup lama mengingat China adalah ekonomi terbesar di Asia dan kedua di dunia. (Namun), pasar tentunya telah mengantisipasinya, kecuali memburuk. Hal ini akan terus menjadi perhatian investor,” ucapnya.

Sentimen dari AS

Meninjau sentimen dari Amerika Serikat (AS), investor masih menantikan penjelasan Ketua The Fed Jerome Powell di depan kongres AS pada Kamis 22 Juni 2023.

“Powell diharapkan memberikan penjelasan kebijakan suku bunga The Fed ke depan, mengingat pada FOMC (Federal Open Market Committee) minggu lalu mengisyaratkan akan ada dua kali kenaikan suku bunga hingga akhir tahun,” ungkap Lukman.

Jika ada kenaikan suku bunga, menjadi berat bagi rupiah mengingat Bank Indonesia sudah mulai berencana menurunkan suku bunga.

”Apabila ini terjadi maka divergensi kebijakan suku bunga antara BI dan The Fed akan menekan rupiah. Tanpa menurunkan suku bunga pun, suku bunga BI akan sama dengan The Fed yang apabila menaikkannya dua kali,” Katanya.

Sentimen: negatif (99.6%)