Sentimen
Negatif (88%)
16 Jun 2023 : 19.07
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Roma

Kasus: stunting

Berantas stunting dan kemiskinan ekstrim, Paulus Waterpauw terabas hutan belantara

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Nasional

16 Jun 2023 : 19.07
Berantas stunting dan kemiskinan ekstrim, Paulus Waterpauw terabas hutan belantara

Elshinta.com - Demi memerangi masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam  jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak (stunting) serta kemiskinan ekstrim, Penjabat Gubernur Papua barat Komjen Pol. (Purn) Drs. Paulus Waterpauw M.Si rela membelah lebatnya hutan belantara yang terletak diantara Manokwari dan Pegunungan Arfak.

Menurut Waterpauw setelah mengikuti rapat bersama dengan tim satgas percepatan penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim di Pemda Manokwari Selatan pada (6/6), esoknya dirinya bersama istrinya Roma Megawanty yang juga ketua TP PKK langsung menuju Pegunungan Arfak dengan kendaraan yang dibawanya sendiri.

"Sebelumnya saya telah menyetir mobil sendiri dari Manokwari menuju Manokwari selatan dengan waktu tempuh 3 jam. Untuk perjalanan PP dari Manokwari ke Pegunungan Arfak sendiri bukan perkara mudah mengingat infrastruktur jalan utamanya masih sulit ditembus. Bahkan dalam perjalanan pada (7/6) lalu, saya menemukan jalanan menuju kawasan Pegaf dari Manokwari yang berjarak tak kurang 100 kilometer memang masih terbilang buruk," ungkap Paulus Waterpauw pada Jumat (16/6), seperti dalam rilis yang diterima redaksi elshinta.com.

Untuk melihat secara langsung persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua barat khususnya di Pegunungan Arfak, purnawirawan polisi jenderal bintang tiga ini bahkan harus merasakan lebatnya hutan belantara serta kondisi jalanan yang terjal dan berliku.

"Untuk mencapai lokasi dengan mobil jenis off-road dimana ban bergerigi, waktu tempuh yang diperlukan bisa mencapai 4  jam dengan jalanan berbatu dan licin berlumpur. Dititik tertentu kondisi jalan tidak proporsional karena terlalu sempit sehingga harus menyeberangi tak kurang empat sungai tanpa jembatan," lanjut Waterpauw mengisahkan.

Dalam perjalanan menuju Pegunungan Arfak, Waterpauw dan istri mengaku di Kampung Tuabiam sempat dihentikan oleh para petugas kesehatan yang baru selesai melayani kesehatan masyarakat sekitar.

Menurut salah satu petugas kesehatan yang bernama Yohanna Pikey dirinya dan warga merasa senang karena Waterpauw dan istri telah menyambangi mereka. "Senang dan bahagia karena bapak dan ibu bisa mampir di kampung kami yang kecil ini. Bangga bapak bisa mampir di Pustu Tuabiam dan berharap Paulus Waterpauw bisa mengunjungi kampung-kampung di Papua barat lainnya," ujar Yohanna Pikey.

Usai bersua dengan warga, Waterpauw dan istri kembali melanjutkan perjalanan dan setibanya di lokasi langsung memimpin rapat penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim di aula kantor bupati. Dalam rapat tersebut turut hadir Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy, Wakil bupati Marinus Mandacan, Ketua Tim Pengerak PKK Roma Mengawanty serta para pimpinan OPD Arfak dan provinsi.

Didalam rapat tersebut, Waterpauw mengatakan bahwa prevalensi stunting dan angka kemiskinan ekstrem pada sejumlah daerah di Papua Barat masih tinggi. Hal ini menjadi atensi khusus Paulus Waterpauw terutama bagi Kabupaten Pegaf.

"Kami akan lebih intens menangani masalah stunting dengan lebih dekat kepada masyarakat. Kita akan mencoba berkolaborasi dengan segala komponen untuk mengatasi masalah ini dan mencoba melibatkan tokoh-tokoh agama untuk bersama menyelesaikan persoalan ini," tandas Penjabat Gubernur Papua barat Paulus Waterpauw.

Seperti diketahui sebelumnya untuk memberantas stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua barat, Waterpauw mentargetkan waktu 3-6 bulan. Di Puskesmas Anggi, Kampung Irai, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak sendiri tercatat terdapat 2 orang anak yang mengalami stunting dari 65 anak dan orang tua yang hadir.

Dari kasus stunting dan kemiskinan ekstrem yang terjadi, pemerintah Provinsi Papua Barat, PKK Provinsi Papua Barat serta BKKBN Papua Barat memberikan berbagai bantuan. Adapun bantuan tersebut berupa bahan pokok, bibit tanaman holtikultura untuk 2 distrik percontohan yaitu Distrik Anggi Gida dan Distrik Hing, kompor memasak, obgin bed, telur serta susu untuk anak-anak.

Sentimen: negatif (88.9%)